Jip.co.id - Agar dapat bekerja, mesin bensin butuh kabut atau gas yang bahan dasarnya adalah campuran udara dan bensin.
Kabut bensin itulah yang dipercik busi, lalu meledak di dalam ruang bakar dan menghasilkan tenaga guna menggerakkan piston.
Tentu campurannya tidak asal-asalan.
Untuk menghasilkan tenaga optimal, dibutuhkan kadar campuran bensin dan udara yang tepat, sesuai beban dan putaran mesinnya.
Perbedaan utama mesin berkarburator dan sistem injeksi elektronik adalah proses pengabutan dan penyesuaian kadar campurannya.
Baca Juga: Pakai Warna Ala Suzuki Sport, Tampilan Jimny Ini Makin Gokil!
Pada karburator, proses pencampuran itu terjadi di dalam badan karburator itu sendiri.
Udara luar yang terhisap ke dalam ruang bakar, bercampur dengan bensin di dalam venturi.
Jadi, komponennya cukup sederhana.
Hanya mengandalkan pompa bahan bakar bertekanan sedang, lalu dipompa ke dalam mangkuk karburator.
Lalu bensin tadi akan terhisap ke venturi bersama aliran udara yang terjadi akibat gerak naik-turun piston dalam silinder.
Baca Juga: Harga Terkini Toyota Fortuner Maret 2022, Rp 600 Jutaan Dapat Varian Ini!
Seberapa kadar campurannya, bergantung pada ukuran berbagai spuyer dan settingan karburator itu.
Sementara pada sistem injeksi, pengabutan udara dan bahan bakar dihasilkan dari semburan bensin bertekanan tinggi melalui lubang nosel injeksi.
Tekanan tinggi itu didapat dari pompa bahan bakar khusus.
Awalnya sistem injeksi pun masih sederhana, seperti karburator.
Namun, seiring berkembangnya teknologi, beberapa komponen lain ikut berperan, yaitu dengan menggunakan sistem manajemen dikontrol secara elektronik, yang disebut Electronic Control Unit (ECU).
Inilah yang mengatur kadar campuran bensin dan udara, dan menentukan efisiensi mesin.
Editor | : | GBRN |
KOMENTAR