JIP - Pertama kali melihat dua Jimny ini, saat berlangsungnya salah satu gelaran off-road di daerah Subang. Cukup bikin penasaran, karena tampilan keduanya cukup nyeleneh untuk sebuah Jimny. Dengan atap dipotong alias choptop, posturnya yang ceper, hingga pemakaian ban ekstra lebar.
Gayanya sangat eksentrik, berbeda dari Jimny kebanyakan yang dipakai off-road. Walaupun menggunakan ban besar, tapi kedua Jimny ini tetap ‘merendah’ dengan tanah. Setelah berbincang, keduanya adalah hasil garapan Yadi Rusyadi, pemilik bengkel Singosari Auto Bandung, di Bandung tentu saja.
“Ini salah satu project yang tidak berbeda dari sebelumnya. Kedua pemilik Jimny ini boleh dibilang sedikit nyentrik, dan tidak takut untuk tampil beda,” ucap Yadi. Sebagai builder, dia pun diberi kebebasan untuk berkarya.
Kedua pemilik Jimny nyeleneh ini, memang cukup akrab dalam dunia off-road. Pertama kali, tunggangan milik Mr. K (enggan disebut nama aslinya) yang dibangun bertahap. Sebelumnya memang sering dipakai untuk off-road di akhir pekan dan terjun di kompetisi.
Seiring waktu, tunggangan Mr. K pun mengalami proses perubahan bertahap. Hingga penggantian part heavy duty dan potong bodi. Namun, bentuk fisik Suzuki Jimny masih dipertahankan.
Sedangkan Dias Sadiman, punya angan yang lebih nekat lagi. Jimny miliknya kepingin dijejalkan mesin enam silinder, pakai ban ukuran 35 inci, dan bodi dipotong habis. “Memang niatnya kendaraan ini akan dipakai untuk menggempur trek off-road,” ucap Yadi.
Yuk kita dekati kedua Jimny Eksentrik ini…
Mengejar Klimaks!
Sejak empat tahun lalu, Mr. K selalu aktif dengan Suzuki Jimny ini di kancah off-road. Berawal dari kondisi standar, dengan bekal mesin 1.000 cc bawaan, pastinya banyak sekali keterbatasan.
Merasa tidak puas dengan pacuan ‘jantung’ asli Jimny yang kecil. Tunggangan milik Mr. K ini pun upgrade kapasitasnya, jadi 1.600 cc. Mesin masih mengambil lini Suzuki, yaitu tipe G16B yang biasa digunakan pada Suzuki Vitara dan Suzuki Baleno.
Tenaga membesar, inilah awal mula Jimny mulai dibedah habis untuk kebutuhan off-road. Bengkel Singosari Auto Bandung yang sudah biasa menangani tunggangan Mr. K, pun kelimpahan banyak konsep. Dari memperkekar, hingga memikirkan penampilan.
Ubahan awal pasti ada di sektor kaki-kaki, gardan milik Jimny sudah tidak digunakan. Gantinya gardan solid Toyota Prado untuk bikin kekar kaki. Pun gardan tidak dibiarkan standar, “As roda diganti menggunakan bahan chromoly supaya kuat disiksa,” jelas Yadi. Kalau begini sih, jadi gardan super kuat untuk ukuran Jimny dengan mesin 1600 cc.
Namun, kendala gardan Prado disematkan pada bodi Jimny, jadi tidak proposional. Sumbu gardan terlalu lebar saat disandingkan dengan bodi Jimny yang kecil. Posisi tapak ban ¾ jadi ada diluar bodi Jimny. “Biar enak dilihat dan sedikit nyeleneh, sekalian saja bodi ikutan dirombak,” celetuk Yadi.
Bodi kecil Jimny justru makin ‘disusutkan’, dengan cara dipendekan bagian atap dan dek. Bagian atap dipotong bagian pilar B kebelakang sebanyak 10 centimeter, sedangkan frame kaca diturunkan posisinya mengikuti pilar yang dipotong. Untuk dek, dipotong sebanyak lima centimeter, agar posisi bodi lebih rendah. “Jadinya bodi Jimny lebih pendek, berbanding kebalik dengan sumbu ban yang melebar,” ucap Mr. K.
Dengan tampilan seperti ini, Mr. K pun langsung menjajalnya dibeberapa event adventure off-road. “Badan ceper, sumbu ban lebar, dan wheelbase pendek, sangat nikmat dipakai buat adventure off-road. Apalagi saat ketemu handicap V atau jalur negatif, bukan kendala besar lagi saat off-road,” kata Mr. K.
Itupun Mr. K masih belum puas, karena mendadak mesin G16B dirasa kurang galak. Kali ini mesin comotan dari Toyota tipe 4A-GE 20 Valve. Walaupun kapasitas sama, namun tenaga yang dimuntahkan lebih besar, dengan 160 hp dan torsi 162 Nm, sedangkan mesin G16B hanya 95 hp dan torsi 99 Nm. Untuk sementara, Mr. K pun sudah mencapai klimaks pada tunggangannya.
Mesin
Ganti mesin Toyota 4A-GE, masih harus adaptasi untuk dipakai off-road adventure. Karena powerband mesin ada di putaran tinggi. Tenaga mesin disempurnakan lewat ECU Haltech Platinum Sprint 500. Kondisi mesin dibiarkan standar agar tidak mengurangi durabilitas.
Girboks
Transmisi hasil racikan antara dua merek kendaraan. Untuk gearbox, digunakan transmisi milik Daihatsu Taft, sedangkan transfercase tetap menggunakan Jimny. Pilih gearbox Taft karena mengincar rasio gigi yang besar, crawling pun jadi lebih mantap.
Gardan
Gardan Toyota Prado diperkuat as roda menggunakan Longfield dan locker ARB. Gardan depan menggunakan per daun atau leaf spring, posisi bracket gardan dibalik agar tidak mudah tersangkut handicap. Sedangkan bagian belakang menggunakan suspensi 4 link arm racikan bengkel Singosari Auto Bandung.
Winch
Winch elektrik Warn 8274, ditingkatkan performanya dengan menggunakan top housing double motor dari Gigglepin 4x4.
PTO
PTO custom alias PTO Setan, jadi senjata pamungkas untuk handicap extreme.
Belakang
Lantaran tidak digunakan off-road panjang, ruang belakang Jimny dimanfaatkan untuk bertenggernya ban cadangan. Posisi tangki bensin pun pindah ke dalam kabin belakang.
Jerrycan
Posisi jerrycan bensin nyentrik, menempel pada pintu belakang dan posisi miring.
Spesifikasi
Mesin : Toyota 4A-GE 20 Valve
Kapasitas : 1600 cc, 4 in-line
Ecu : Haltech Platinum Sprint 500
Girboks : Daihatsu Taft
Transfercase : SJ410
Gardan : Toyota Prado
As Roda : Longfield
Locker : ARB Air Locker
Suspensi Depan : Leaf Spring OME
King Shock
Suspensi Belakang : 4 Link-Arm
King Coilovershock
Pelek : Avantek
Ban : Simex Extreme Trekker 32”
Winch : PTO Custom
Warn 8274 with Gigglepin 4x4 (top housing)
Suzuki Katana 1993
Kepingin Ngepol!
Sebelum dipotong habis, Jimny ini tadinya bahan yang segar milik seorang pehobi. Begitu pindah kepemilikan ke tangan Dias Sadiman, nasib Jimny mulus ini pun berubah drastis, jadi kendaraan sangar yang siap digas pol!
Inspirasi Dias bikin Jimny eksentrik melihat tunggangan milik Mr. K. Namun, Dias ingin tunggangannya jauh lebih sangar dan tampil mencolok. “Saya kepingin Jimny bermesin besar, pakai ban besar, tapi tetap pendek,” celetuk Dias, atau akrab disapa Sahid. Yang pasti, tunggangannya bakal menarik perhatian orang.
Dimulai dari pilihan mesin. Dasarnya, Sahid cukup akrab dengan kendaraan mesin enam silinder kapasitas 4.200 cc. Karena kerap menggunakan Toyota FJ40 saat kerja di lapangan. Karena pergaulan dalam lingkungan off-road ada dalam komunitas Jimny, Mr. K pun harus menunggangi kendaraan yang sejenis. “Lalu, dia kasih tantangan ke saya. Bisa gak Jimny pakai mesin enam silinder,” ucap Yadi, yang kemudian menyanggupi permintaan Mr. K.
Untuk mengejar karakter bengis, Mr. K pilih mesin Cherokee jadi senjata si Jimny. Nah, jadi persoalan cukup besar saat dimensi mesin enam silinder ini harus masuk ke dalam ruang mesin Jimny. Yadi yang kedapatan tugas mewujudkannya, harus putar otak.
“Sudah pasti mesin tembus firewall. Namun, kalau mesin terlalu masuk ke dalam yang jadi kendala adalah posisi gearbox. Tahu sendiri kan, posisi dua jok Jimny itu berdekatan, dan bentuk ‘kuburan’ penutup gearbox juga kecil. Alhasil, banyak bagian dari Jimny yang harus mengalah demi mesin Cherokee,” jelas Yadi.
Karena mesin tidak terlalu mundur, karter atau bak penampung oli mesin mentok dengan gardan. “Sahid kepingin kendaraannya tetap ceper, tidak terlalu jangkung. Mau tidak mau, moncong Jimny harus kalah dan dibuang. Gardan pun maju ke depan mesin, posisinya bahkan ada di ujung sasis bawaan Jimny. Untungnya, sasis Jimny hanya di bagian tengah yang dipertahankan, jadi tidak sulit menentukan posisi gardan,” jelas Yadi.
Tidak sampai disitu saja, selain mesin besar. Sahid juga kepingin menyematkan ban besar di badan Jimny, “Biar enak melibas handicap off-road,” katanya. Tidak cuma moncong yang dipotong habis, tapi bagian fender pun dibuang bahkan sampai lingkar bagian dalam fender.
Posisi bodi mobil pun dibuat mapak, sama seperti milik Mr. K yang dipotong bagian atap dan dek. Tapi punya Sahid sedikit ekstrem, dengan membuang bodi bagian atas sebanyak 10 centimeter, dan dek juga 10 centimeter. “Jimny ini jadi terlihat ceper, lebar, dan panjang. Lebih proposional juga saat dipandang,” ucap Yadi.
Dengan kondisi tunggangannya sekarang, keinginan Sahid pun terpenuhi. Punya kendaraan sangar yang sosoknya seakan siap bertemu handicap apa saja, dan spesifikasi siap tempur. Dan dia pun berhasil punya Jimny yang tampil pol-polan!
Mesin
Asupan tenaga bengis mengambil dari jantung Cherokee XJ. Itu pun tenaga mesin standar masih disempurnakan kembali, lewat ECU Haltech Platinum Sport 1000. Karena alasan durabilitas mesin, jeroan mesin asli dipertahankan.
Girboks
Karena mengincar rasio gear besar, transmisi sama dengan Jimny kembarannya. Girboks Daihatsu Taft pun kembali digunakan, namun transfercase tidak pakai SJ410. Lantaran torsi mesin lebih besar, transfercase pun dipilih milik Toyota FJ40, yang memang diciptakan untuk mesin 4000 cc.
Gardan
Sama menggunakan Toyota Prado as roda Longfield dan locker ARB. Namun, rumah gardan sudah diperkokoh dengan konstruksi model balok pada gardan depan dan belakang. Gardan depan dibuatkan protektor sekaligus dudukan untuk steering hidraulis lansiran PSC Motorsport.
PTO
PTO custom alias PTO Setan, sama persis dengan milik Jimny bermesin 4A-GE.
Snorkel
Jalur pipa snorkel cukup nyeleneh. Karena alasan tempat, snorkel pun ditembus lewat kaca depan.
Belakang
Bagian kabin belakang juga dimanfaat jadi tempat ban cadangan. Karena ukuran ban yang digunakan 35 inci, kaca pintu belakang pun dilepas agar ban masuk ke dalam kabin.
Locker
Letak switch locker terpisah dari switch lainnya, posisinya ada di frame kaca depan bagian atas.
Bensin
Lubang pengisian bensin ala mobil balap, diletakan dikaca belakang bagian kiri.
Spesifikasi
Mesin : AMC 242, Cherokee XJ
Kapasitas : 4200 cc, 6 inline
Ecu : Haltech Platinum Sport 1000
Girboks : Daihatsu Taft
Transfercase : Toyota FJ40
Gardan : Toyota Prado
As Roda : Longfield
Locker : ARB Air Locker
Suspensi : 4 Link Arm
Shockbreaker : King Bypass 4 Tube
Pelek : Cragar
Ban : Super Swamper Bogger 35”
Winch : PTO Custom
Warn 8274