JIP - Perang dunia II meninggalkan berbagai kisah menarik. Salah satunya, menghadirkan kendaraan legendaris.
Yang paling termasyur tentu saja Jeep, yang memiliki reputasi cukup harum hingga detik ini.
Namun faktanya, ternyata Jeep (Willys) tidak sendirian. Perang besar itu melibatkan kendaraan angkut lain yang tidak kalah penting.
Kendaraan yang ikut menopang kemenangan sekutu, khususnya di Eropa. Justru, kendaraan inilah yang sering dikawal Jeep, khususnya saat diterjunkan ke kancah peperangan.
Wujudnya truk, dan populasinya pun merupakan terbesar kedua setelah Jeep.
Angka produksi Jeep dari tahun 1940-1945 mencapai 647.925 unit, maka truk GMC CCWK yang diproduksi dari tahun 1941-1945, ini mencapai jumlah 562.750 unit.
Truk inilah yang menjadi tulang punggung angkatan perang Amerika Serikat dan sekutu selama Perang Dunia II.
Bahkan truk ini diterjunkan dalam kancah perang Korea di tahun 1950-an. Saat Perang Dunia II berkecamuk di Eropa,
GMC CCWK menjadi bintang yang bersinar terang.
The Red Ball Express yang merupakan konvoi truk dalam rangkaian invasi Normandia yang legendaris tersebut.
Di sinilah truk ini muncul sebagai bintangnya. GMC CCWK mampu mengangkut pasukan,
menarik meriam, logistik darat, termasuk juga persenjataan dalam skala lebih besar dibandingkan Willys.
Penggerak 6x6 yang menjadi standarnya mampu menerobos neraka berlumpur dalam konvoi tersebut.
Sehingga truk ini disebut-sebut sebagai bagian dari kunci sukses kemenangan Sekutu dalam invasi di salah satu pantai di Perancis tersebut.
Tahun 1940 menjadi titik awal kehadiran CCWK. Pada saat itu angkatan perang Amerika Serikat merasa perlu melengkapi armadanya dengan kendaraan angkut serbaguna, yang bisa mengangkut pasaukan dan barang dalam jumlah besar, dan juga mudah untuk dimodifikasi sesuai kebutuhan.
General Motors mengajukan truk percontohannya dengan spesifikasi berpenggerak 6x6, memiliki kargo area dengan panjang 3.7 meter
dengan kemampuan angkut 2 ½ ton. Tidak butuh waktu lama untuk menerima konsep tersebut.
Sebelumnya, pada tahun 1939, General Motors menjadi pemasok angkatan perang Perancis dengan truk ACKWX.
Sehingga tidak sulit bagi perusahaan asal Detroit, Michigan untuk memenuhi kebutuhan angkatan perang negerinya sendiri.
Pada awalnya, truk ini dirakit di fasilitas perakitan GM Yellow Truck And Coach di bawah divisi milik Pontiac, dan hanya untuk versi 6x4 saja.
Namun kemudian lokasi perakitan ditambah di St. Louis Missouri untuk semua jenis varian.
Pada dasarnya CCWK merupakan truk komersial sipil yang dimodifikasi, menyesuaian kebutuhan yang ada di peperangan.
Fender dengan rongga terbuka di bagian depan ditujukan supaya lumpur tidak berkumpul di dalam rongga ban tersebut, selain mudah untuk dibersihkan.
Empat pasang roda di belakang mumpuni untuk mengangkat beban, juga cukup menolong saat melewati medan berlumpur,
karena truk ini memiliki ‘pijakan’ terhadap permukaan tanah lebih besar.
CCKW sendiri merupakan kode, dimana C berarti merujuk pembuatan (mulai dibuat) tahun 1941, C kedua artinya Conventional Cab, atau kabin konvensinal,
K artinya All wheel drive, dan W adalah dual rear axle.
CCKW hanya menggunakan satu tipe mesin saja selama rentang waktu produksinya.
Mesin GMC 270 overhead valve 6 silinder inline menjadi andalannya.
Berkapasitas 4.4 liter, mesin ini mampu menghasilkan daya 91 dk pada 2.750 rpm dan torsi 293 N.m pada 1400 rpm.
Sebelumnya mesin ini dipergunakan oleh truk angkutan komersial, dan terbukti tahan banting.
Transmisi Warner T93 dengan 5 percepatan menjadi standar di semua tipe.
Sementara tranfercasenya memiliki perbandingan gigi Low dan High. Awalnya gardan depan mengunakan tipe split racikan Timken,
namun kemudian diganti tipe banjo dari GM.
Pada awalnya CCKW merupakan truk dengan model close cab dengan atap besi alias kabin tertutup.
Namun pada tahun 1944 muncul versi open cab, yang menggunakan atap kanvas dan pilihan pintu terbuka seperti halnya Jeep Willys.
Penggunaan atap terbukti cukup efektif dalam pembuatan dan perakitannya.
Selain itu, truk ini jadi lebih mudah dikapalkan dengan menggunakan kapal berkat dek yang lebih rendah.
Kelebihan lainnya adalah dimungkinkannya penempatan senjata di posisi co-driver.
Desain awal bak kargo CCWK menggunakan bahan pelat besi, lantas dinilai terlalu berat sehingga muncullah tipe bak kayu, namun dianggap tidak memuaskan lantaran tidak bisa bertahan dengan kondisi di peperangan.
Improvisasi kemudian muncul dengan hadirnya bak komposit yang memadukan bak dari bahan kayu dan besi.
Terobosan inipun dianggap kurang memuaskan, sehingga bak truk tersebut kembali menggunakan bahan dari besi.
Sebenarnya terdapat varian lain yang dikembangkan dari truk ini. CCW merupakan versi truk 6x4.
Roda depan tidak dilengkapi dengan gardan, yang menggerakkan adalah keempat sisi ban belakangnya.
Sementara untuk transfercase tidak tersedia pilihan kecepatan, dan hanya ada rasio high range saja.
Versi AFKWX merupakan versi COE (cab over engine) alias versi hidung pesek, karena hampir sama sekali tidak memiliki bonnet.
Versi ini memiliki kargo bed yang lebih besar dibandingkan versi bonnetnya. Produksinya dimulai pada tahun 1942 dan dirakit di fasilitas Pontiac dan Chevrolet di St. Louis.
Ada 50 buah produk awal versi kabin tertutup, sisanya adalah versi open cab. Desain COE ini menempatkan mesin di bawah bangku driver dan co driver, sehingga perawatan mesinnya menjadi lebih sulit dan rumit.
Setidaknya terdapat 7.235 unit AFKWX pernah dibuat dan tidak satu pun yang dilengkapi winch.
Versi lainnya adalah DUKW, yang merupakan versi amphibi. Hampir tidak ada yang tersisa dari bentuk asli CCWK, kecuali keenam ban dan penggerak 6x6-nya.
DUKW merupakan hasil karya bersama General Motors Corporation dan Sparkman & Stephens.
Truk amphibi ini cukup sukses dan memiliki kemampuan amphibi yang baik.
Bahkan hingga detik setelah pensiun dari kemiliteran, tidak sedikit yang masih berfungsi baik sebagai kendaraan amphibi. Sebanyak 21.147 unit DUKW telah dibuat. Suryo Sudjatmiko