Utilitas, Transmisi Matik

Senin, 31 Juli 2017 | 11:04 WIB

JIP - Transmisi otomatis, sudah bukan lagi monopoli kendaraan on-road. Juga banyak kendaraan 4x4 yang menggunakan transmisi pintar ini, termasuk di Indonesia.

Bahkan belakang ini, kendaraan 4x4 dan SUV matik muncul sebagai primadona yang banyak dilirik. Kenyamanan dan kepraktisanlah yang menjadi pemicu.

Di Indonesia, girboks matik merupakan sesuatu yang relatif baru. Tidak sedikit yang kurang paham mengenai perlakuan dan watak girboks matik ini.

Manual book bisa dijadikan acuan, namun terdapat beberapa perilaku yang tidak tercantum dalam buku, dan sering kali dilakukan.

Sesuatu yang mungkin saja terjadi dan baru kita ketahui, setelah merasakan sesuatu yang tidak semestinya pada girboks matik kita.

Transmisi Matik

Girboks matik memang memiliki biaya perbaikan yang lebih tinggi dibandingkan girbok manual, namun jika benar-benar mendapat perawatan yang tepat, maka boleh dikatakan girbok pintar ini cukup awet.

Girboks matik konvensional menggunakan fluida atau cairan yang kita sebut sebagai automatic transmision  fluid (ATF).

Berbeda dengan girbok manual yang sepenuhnya berfungsi sebagai pelumas, oli transmisi matik memiliki tugas lebih kompleks yang sepenuhnya mempengaruhi kinerja girbok. Fungsi ATF tak lain adalah untuk:

1.Memindahkan momen puntir pada torque converter.

2.Mengatur hydraulic control system, termasuk kerja kopling pada transmisi otomatis

3.Melumasi planetary gear dan bagian lain yang bergerak.

4.Sebagai pendingin unit girboks

Pemeriksaan secara periodik wajib dilakukan. kondisi dan volume oli bisa dijadikan tanda patokan kondisi oli matik.

Dengan segudang fungsinya, maka penting kiranya kita perhatikan kualitas oli transmisi tersebut dengan melakukan ritual penggantian oli secara berkala.

Pabrik kendaraan biasanya menyarankan untuk melakukan penggantian setiap 50.000 bahkan 80.000 km.

Perlu dipahami bahwa pada kendaraan yang sudah mulai berumur, patokan tersebut tidak selalu bisa dijadikan pedoman.

Faktor usia, iklim dan kondisi jalan raya khususnya di Indonesia, menjadikan masa pakai umur oli transmisi menjadi lebih pendek.

Secara umum tempo penggantiannya adalah setiap 10.000 km atau setiap 2x tiap penggantian oli mesin, terdengar ekstrem memang.

“Sifatnya preventif untuk menjaga kemungkinan terburuk. Karena apabila transmisi yang rusak, biayanya akan jauh lebih besar,” tutur Parno, pentolan dari Putra Magetan Automatic ini. 

Penambahan oli matik sebenarnya bukan hal yang wajar terjadi. Namun bisa saja terjadi karena tingkat penguapan yang tinggi dan juga terjadi kebocoran. Tambahkan oli sesuai kebutuhan.

“Sifat perawatan ganti oli tiap 10 ribu km adalah tidak dengan mengganti semua ATF yang ada pada girbok, cukup yang berada pada penampung oli saja,” lanjut Parno.

“Rata-rata oli yang diperlukan cukup 3 liter saja (tergantung jenis kendaraan) untuk ritual yang satu ini,” sambungnya.

“Dalam kondisi girboks normal dan sehat, hal itu cukup. Endapan dan gram yang ada biasanya masih dalam batas tolerasi, dan bisa disaring dengan aman oleh filter,” papar pria asal Magetan Jawa Timur ini.

Perhatikan jadwal penggantian oli. Paling gampang adalah memadukan dua cara, yakni memeriksa kondisi oli pada deep stick dan jarak tempuh

“Sedangkan penggantian besar atau kuras dilakukan setiap 30.000 km atau setiap 3 x pengantian oli. Ini meliputi penggantian atau pembersihan filter oli dan oli dalam transmisi dikuras habis dan diganti dengan yang baru,” jelasnya lebih lanjut.

“Estimasi oli yang diganti pun melonjak signifikan, hingga 5-6 liter tergantung dengan jenis kendaraan,” cerocos pria yang buka praktek di kawasan timur Jakarta ini.

Dengan ritual tersebut, SUV matik anda akan terjamin performa girboknya dan awet dalam penggunaannya.

Namun Parno menjelaskan, bahwa hal tersebut merupakan acuan yang memudahkan pengguna kendaraan saja untuk menjadwalkan penggantian oli girbok matiknya.

Selain melakukan penggantian rutin oli transmisi, Parno menyarankan supaya rutin melakukan pengecekan melalui dipstik untuk mengetahui volume dan kualitas oli.

“Biasanya, kebocoran terjadi pada sambungan slang pendingin ke arah radiator atau pada carter oli,” tuturnya.

Waspada juga terhadap kebocoran yang terjadi. Dan apabila terjadi kebocoran segera tanggulangi. Jangan ditunda untuk diperbaiki,” tutupnya. Suryo Sudjatmiko

Thanks to :

Putra Magetan Automatic Work

Jl. Setia III no 48 jl. Jati Cempaka Pd Gede

085100757594