Restorasi, Daihatsu Taft F10 1978. Cabe Ijo

Senin, 31 Juli 2017 | 21:53 WIB

"Bodi dah bagus habis dicat ulang, lebih bagus lagi kalau aksesori seperti lampu sein, pelek dan lainnya baru juga. Tapi carinya susah", cetus pria kelahiran Karanganyar.

Gardan bawaan dirasa masih mumpuni melakukan tugasnya.
Bumper di kanan kiri belakang berfungsi melindungi dan menahan benturan, bisa juga dipakai untuk pijakan.

Hal tersebut juga diakui oleh Agung sang pemilik bengkel DTrack yang andil dalam proses restorasi F10. "Emang susah cari aksesori yang NOS, makanya saya pertahanin pakai yang lama dulu," ungkap pria dengan sebutan Agung GJD.

Proses restorasi berjalan singkat, hanya 6 bulan. "Mesin masih bagus, cuma ngerjain cat bodi aja.

Sebenarnya saya nggak ada niatan jual, karena mau saya pakai sendiri, eh malah dilirik sama Mas Doel", imbuhnya.

Meski keinginannya belum seutuhnya terpenuhi, si pemilik masih menunggu dengan sabar sembari berburu.

Mesin berkode FE SOHC berkapasitas 958cc masih standar dan terlihat segar, sengaja dipertahankan karna masih mampu memenuhi kebutuhan sang pemilik. Mesin bensin justru menjadi andalan yang disukai Mas Doel.
Jok asli masih nyaman dipakai selama perjalanan, hanya dibungkus ulang. Wajar karna usia kendaraan sudah 38 tahun.

Memilih jip bagai memilih pasangan hidup, kenyamanan dan cinta adalah faktor paling utama.

"Untuk ukuran sebuah jip, Taft F10 cukup nyaman dipakai terlebih sesuai dengan ukuran badan saya.

Buat harian, bahan bakarnya juga irit dibanding jip lainnya", kata Mas Doel. Selama kurang lebih tiga tahun, Kebo kesayangannya sering dibawa touring keluar daerah.

"Yang paling saya suka dari Taft Kebo, saat dipakai di medan offroad gir lownya lebih dapet. Mini boleh, tapi handal!" tegas Mas Doel yang sedang menjajaki dunia wiraswasta di bidang kuliner.

Walaupun setiap kendaraan memiliki kelemahan, Taft F10 memiliki berbagai kelebihan yang tidak dimiliki jip lain sekelasnya.