Si Mungil Otot Baja

Rindra - Kamis, 3 Agustus 2017 | 14:09 WIB

(Rindra - )

JIP - Badannya paling kecil ketimbang ‘teman’ lainnya. Tapi, jangan dipandang sebelah mata. Karena tunggangan milik Chong Chandra Surya selalu aktif di berbagai gelaran off-road, dengan level obstacle yang berat.

Dan hebatnya lagi, tidak pernah mengalami kerusakan akibat handicap off-road. Kecuali bodi, karena penyok adalah hal biasa kalau di off-road, he..he..

Si Mungil Otot Baja
Bumper belakang custom meniru model desain ARB

Chandra sudah tertarik dengan Jimny Wide JB33 ini semenjak diperkenalkan di Indonesia pada tahun 2000 silam. Saat itu PT. Indomobil sebagai APM resmi Suzuki, sedang memamerkan Jimny Wide.

“Begitu lihat langsung tertarik, tapi sayang telat, karena sudah kebeli orang lain,” celetuknya.

Karena sudah jatuh hati, Chandra selalu mengikuti ke mana perginya si Jimny. Begitu ada kabar akan dijual, langsung Chandra bertindak.

“Saya pakai mobil ini sudah dari zamannya Diplomat Challenge di tahun 2000-an awal. Dan sampai sekarang juga masih saya pakai,

belum tertarik buat ganti yang lain lagi,” ucapnya. Ini karena Chandra tidak pernah mengalami kesulitan di trek off-road, juga minim kendala.

Mesin G13BB bawaan Jimny JB33 hanya punya tenaga 86 PS dengan torsi 115 Nm, dan dibiarkan standar. Untuk mengakali sumber tenaga kecil, Chandra memasangkan gear ratio hybrid super low.

Sebenarnya, Jimny berwajah imut ini sudah disiapkan juga untuk off-road berat. Walaupun ubahannya tidak banyak, tapi manfaatnya sudah berpengaruh besar pada Jimny Wide.

“Ya gardan dan transfercase sih sudah bukan bawaan Jimny Wide,” ucap Chandra. Biar lebih yakin, dua buah gardan Toyota Prado dipasang ke kaki tunggangannya.

Berhubung kapasitas mesin G13BB pada Jimny Wide hanya 1300 cc, rasio gigi pun harus pas mengingat beban dan kondisi trek off-road yang berat.

Untuk itu, transfercase hybrid kawinan antara milik Jimny SJ410 dan SJ413. Jadinya rasio gear super low…

Kondensor AC pindah ke kap mesin, karena radiator ditambahkan extra fan lebih besar. Ini juga mempermudah bersihkan kisi-kisi radiator saat dipenuhi lumpur.
Tombol locker dan cut off sembunyi dibagian bawah dashboard, namun tetap mudah diakses.

“Mobil kecil ini gak pernah nyusahin selama off-road,” celetuk Irawan Sidiq, teman off-road dalam satu team BHH di Bandung.

Badannya yang ringan, membuatnya mudah di recovery pada setiap handicap. Mesin kecilnya pun memperkecil kerusakan, apalagi gardan sudah pakai Prado, as roda standar pun masih bisa diandalkan.

“Dari belasan tahun ikut off-road, baru kemarin di IOX-Meratus Expedition rusak,” jelas Chandra.

Beratnya trek Meratus, berakibat fatigue pada link-arm bawaan gardan Prado. Setelah belasan tahun, akhirnya Chandra hanya merevisi bagian link-arm dengan bahan lebih kuat.

Sekarang link-arm sudah dibuatkan custom dengan bahan pipa seamless dan pillowball.

Gardan Toyota Prado jadi kunci otot baja si Jimny. Sampai saat ini, as roda masih standar, dan belum pernah patah.
Walaupun sudah dipasangkan air locker di gardan depan dan belakang. Gimana gak sakti off-road-nya…

Hobi kakek empat cucu ini memang berkecimpung dengan aktifitas lintas alam. Hingga saat ini pun, masih sering trekking di alam terbuka atau mendaki bukit-bukit hingga gunung.

“Karena sekarang sudah banyak waktu senggang, setiap rabu saya selalu trekking di daerah Bandung,” jelasnya.

Tidak heran, off-road adventure juga salah satu passion dibidang otomotif yang sampai saat ini tidak bisa lepas.

Setiap ada event off-road dengan waktu lebih dari 5 hari, Chandra langsung dengan senang hati berpartisipasi.

Dan benar saja, Chandra adalah salah satu peserta tetap di IOX. Dari awal IOX bergulir,

dia sudah ikut jadi peserta, bisa dilihat dari nomer lambungnya yang kecil, nomer 33. Kendaraannya yang dipakai pun tidak ganti, tetap Suzuki Jimny Wide ini.

Suspensi pakai FOX Smooth Body dan per Profender 400 agar mantap menanggung beban selama off-road.
Ruang kabin kecil, jadi keterbatasan membawa perkakas dan sparepart saat off-road panjang.
Dashboard asli Jimny Wide minim sentuhan aksesori off-road, biar terasa seperti kendaraan harian

“Jimny saya ini tidak banyak ubahan, sistem suspensi pun masih seperti karakter Jimny Wide,” jelas Chandra. Setiap kali pulang off-road, tunggangannya ini langsung masuk salon.

Semua part dibersihkan, dan kerusakan ringan diperbaiki. Pattern ban ekstrim pun diganti dengan ban MT biasa, sosoknya pun jadi sedikit klimis

Lalu, Jimny Wide ini pun dipakai untuk harian, masih nyaman karena tidak banyak ubahan.

Mengingat jadwal event off-road panjang ini hanya setahun sekali, “Dari pada nganggur, mending buat harian… Begitu ada jadwal off-road, langsung berangkat lagi deh,” tutup Chandra. Rindra P / Bimo SS

Spesifikasi Teknis

Mesin               : Suzuki G13BB

Gearbox           : OEM JB33

Gardan             : Toyota Prado

Final Gear        : 7:37

Locker              : ARB Air Locker

Per                   : Profender

Shockbreaker   : FOX

Pelek                : aftermarket alloy

Ban                  : BF-Goodrich KM2 32” (235/85 R16)

Bumper            : Custom

Rollbar             : Custom

Axle Breather  : K&N

Lampu Sorot    : LED Bar

Cut Off             : Flaming River

Rakom             : Icom

Aki                   : Optima Redtop

Winch              : Warn 8274 (Depan)

                          Warn M8000