JIP - Mana mungkin…?! Dua kata tersebut pasti akan terucap penggemar kendaraan 4x4. “Apalagi ini, saya paketkan Rp 100 juta-an sudah plus dengan mobilnya.
Owner tahu beres, pilih trek yang disukai, dan langsung gas. Banyak yang mengira saya akan menipu! Hahaha….” Papar Dedy dari DS Motor, Serpong—Bogor.
Menurut offroader kawakan yang tercatat sebagai anggota Trooper Nusantara, “Jika memang menipu, mana mungkin saya masih tetap di sini, dan sudah berhasil
mewujudkan kendaraan 4x4 pahe full spec sebanyak empat mobil.” Paparnya, sambil memperlihatkan satu Jimny merah milik kilennya yang sedang dibangun dengan
paket pahe Rp 100 juta-an.
“Mobil merah ini, mobil ke lima yang masuk dalam paket 100 juta-an. Ini sudah punya orang. Tinggalnya di Cibinong, Bogor.”
Jelas Dedi sambil mengajak Jip, untuk melihat mobil pahe 100 juta-an yang akan diliput hari itu.
MERASAKAN LANGSUNG PAHE 100 JUTA-AN
“Sebelum saya jelaskan spek mobil Katana biru 2000 ini, milik pak Max dari Cikarang, mending rasakan dulu mobil pahe ini di trek Pondok Petir, Bogor,” papar Dedy
sambil mempersilakan Zali JV, crew majalah Jip, untuk mengemudikan mobil yang sudah dites di dua trek bejat, Pasir Hayam dan Depes, Bogor-Jabar.
“Bro, nyobanya jangan kepalang tanggung ya… mulai dari jalan raya gas aja sesukanya.” Teriak Dedy sesaat setelah mesin mobil dihidupkan.
Mendapat signal tantangan seperti itu, mobil berdapur pacu 16GA injection, transmisi manual lima percepatan milik Suzuki Futura,
sejak start keluar bengkel langsung digas layaknya memacu mobil drag race. Hasilnya…wow… mobil imut bersepatu Komodo Extreme ukuran 33 langsung sprint di jalan beton,
dan badan ini terasa dihempaskan ke sandaran jok standar berkelir merah, yang tidak match dengan tampang dan kelir biru orginal Katana yang aslinya 4x2 ini.
Di jalan raya mobil dipacu sejadinya, mulai dari gigi satu, dua, tiga, empat, dan lima, mesin tidak diberikan kesempatan menghela napas sedikitpun.
Di sini terasa betul jika mesin 1.000 cc dan 1.300 cc yang sudah korek sekalipun tidak ada apa-apanya. Tarikan bawahnya yahuut dengan kondisi TC di 2H.
Masuk gang kecil menuju trek Pondok petir, walau TC di 2H, persneling di tiga, tanpa AC, kecepatan mobil 40 km/jam, bahkan cenderung lebih lambat,
mobil tetap bisa melaju dengan smooth, tidak ngelitik, apalagi loncat-loncat. Di sini timbul pertanyaan, ada apa dengan sistem penggerak roda mobil ini…???
Setibanya di trek tanah merah kering bergunung-gunung, di gigi dua dan TC 2H, disaat mobil masih melaju, langsung digas mendadak sejadinya.
Hasilnya mobil spin lumayan jauh. Lucunya di dalam tidak terasa seperti dibanting-banting. Nah, di sini kembali muncul pertanyaan, ada apa dengan kaki-kaki, khususnya suspensi, mobil ini?
Karena sudah dilegalkan untuk mencoba sesukanya, gundukan-gundukan di depan mata langsung diterjang. Mobil naik turun bukit-bukit kecil enteng saja, tanpa kendala sama sekali.
Saat itu Dedy kembali teriak, “Woi.. jangan di situ saja, ke belakang sana. Banyak V ekstrem, dan tanjakan ekstrem.
Tapi itu freelock puter dulu.” Ha…?? Rupanya dari tadi free lock produksi AISIN masih diposisi 2WD alias free, hahaha….
Setelah memutar free lock ke posisi lock alias 4WD, mobil langsing putar balik menuju tempat yang dimaksud Dedy.
Wah benar saja ada banyak V ajiib. Gak mau rugi, dipilihlah V paling yahut yang di sebelah kirinya “jurang”. Perlahan mobil dijalankan, dan akhirnya… jleb masuk V tanpa kendala.
Saat itu Aaron Tobias, foto grafer Jip yang sudah ada di luar, langsung memberikan instruksi untuk stop, “Posisinya keren..bentar foto dulu.”
Usai foto, perjalanan kembali dilanjutkan. Maksud hati hendak diterjunkan sekalian ke “jurang”. Tapi apa daya, dibatalkan.
Karena mobil hampir klontang hehehe….
Pertimbangan keamanan, karena saat itu hanya satu mobil yang masuk trek, diputuskan untuk mundur. Nah, saat itu terasa sekali gardan depan—belakang 737 milik Toyota ini di”sumpel” sesuatu.
Sebab dengan posisi mobil seperti itu, dijamin tidak akan mudah bergerak mundur sekalipun. Tapi ini, sekali gas, mobil langsung keluar dari V.
Katana biru langsung diarahkan menuju turunan dengan kemiringan kurang lebih 30-35 derajat. Hasilnya, biasa saja saat turun.
Nah, saat kembalinya, harus mendaki baru deh terasa. Di coba dengan gigi 1 dan TC 4L gampang, di coba dengan gigi 2 TC 4L mudah.
Tetap gak mau rugi, dicoba start dari punggung tanjakan dengan gigi 1 dan TC 4L, eh, tetep gampang aja merayapnya.
BUKA-BUKAAN RAHASIA PAHE 100 JUTA-AN
Setelah puas mencoba, Aaron Tobias langsung mengambil alih mobil untuk difoto. Saat itulah Dedy membuka rahasia kondisi mobil Katana biru ini.
Menurut Dedy kesaktian mobil ini ada di sektor mesin, transmisi, gardan, dan suspensi. Pertama, mesin menggunakan tipe 16GA injection produksi Suzuki tahun muda, begitu juga dengan transmisi.
“Jadi mesin dibiarkan standar pabrik saja sudah yahut. Tadi sudah merasakan yaaa.. itu bukti.”
Kedua, menurut Dedy gardan depan belakang hibrid Toyota 737 hasil racikan sendiri.
“Nah, tadi lo tanya di”sumpelin” apa? Yang gue “sumpelin” ke gardan adalah; depan LSD, belakang Spartan Locker. Hasilnya, tadi lo rasain sendiri kan?”
Ketiga, adalah suspensi. Semua per daun yang digunakan, termasuk shockabsorbernya produksi OME. “Hasilnya, tadi sudah lo rasain sendiri. Ajiib kan..?”
Saat ditanya berapa modal dasar untuk itu semua, “Rahasia bengkel doong. Pastinya gue sudah mendapat untung dari paket 100 juta-an ini, walau memang tidak banyak.” Nah, jelas Dedy lebih jauh,
supaya keuntungan bisa bertambah, perhitungan dan ketepatan kerja adalah hal yang utama. Jadi sebelum dicustom,
Dedy menghitung ulang semua, mulai dari titik mati, kekuatan, beban, sampai rasio gear, dan kemampuan mesin. Intinya dari A-Z dihitung cermat.
Ini dimaksudkan supaya tidak terjadi banyak bongkar pasang, dan kegagalan, yang tentu saja akan membuat bengkak biaya.
Setelah itu baru ketepatan kerja. “Untuk pengerjaan paket hemat 100 juta-an ini, cukup 3 bulan,” tegas Dedy.
TES SAMPAI PUAS
Sebagai bentuk service kepada klien, setelah mobil selesai dan siap jalan, “Gue minta pemilik mencoba terlebih dahulu di jalan raya dan di trek. Trek boleh pilih di mana yang dia suka.”
Sejauh ini setelah tes, tiga kali review dan revisi, pemilik langsung puas. Hanya yang biru ini saja yang sampai tiga kali review dan revisi, karena menurut Dedy pemiliknya maunya banyak.
“Pahe 100 juta-an kan hanya mobil, mesin, transmisi, 4x4, gardan, shockabsorber, per, jok, bumper depan belakang, plus pelek dan tire hanger.
Nah, dia minta ban 33, rollcage, winch Warn plasma 8274, lampu led, dan masih banyak lagi. Ini pun total habisnya paling 130 jutaan, karena mahal di winch.”
Siapa bilang mobil offroad mahal? Enggak tuuuuuh…… Zali JV / Aaron Tobias