JIP - Gejala injektor tersumbat terkadang tidak terlalu bisa dirasakan. Bahkan dengan Gaz Analyzer pun masih belum bisa terdeteksi kinerja masing-masing injektor pada mesin.
“Meski angka menunjukkan 14,7 (AFR, Air to Fuel Ratio, 14,7:1), fungsi tiap injektor belum ketahuan dengan sempurna,” tukas Taqwa SS dari GardenSpeed, di kawasan Cilandak, Jaksel.
Menurutnya, angka tersebut kan hasil gabungan dari gas buang seluruh silinder yang ada di mesin. Sementara injektor bekerja untuk masing-masing silinder.
Ia pernah mengalami hal tersebut, ketika memeriksa injektor dari sebuah mesin ‘copotan’ yang kondisinya masih baik.
“Karena lama tidak dipakai, terkadang ada injektor yang tersumbat, bisa di mesin copotan, bahkan mesin yang dipakai sekalipun,” lanjutnya.
Pada mesin yang dipakai, biasanya debit bensin tidak merata pada masing-masing injektor.
Untuk mengembalikan kondisi tersebut, perlu dilakukan kalibrasi. Pertama-tama injektor dilepaskan dari fuel rail dan dipasang pada alat ukur.
Lantas diukur dan dilihat penyebaran bensin dari masing-masing injektor.
“Salah satu injektor, debitnya berkurang, ada juga yang semuanya sama, tetapi belum optimal, itu tanda injektor sudah kotor,” ujarnya.
Taqwa menggunakan sistem Ultrasonik untuk membersihkan jeroan injektor yang memiliki jalur bensin sangat halus dan kecil.