Long Arm, Saktinya Lengan Panjang

Kamis, 7 September 2017 | 11:56 WIB

Kendaraan dengan long arm link, memiliki travel lebih baik sehingga leveling bodinya pun cenderung lebih datar. Hal ini yang menyebabkan sistem ini menyuguhkan kenyamanan.
Sebagai perbandingan pada gambar 2 digambarkan sebagai kendaraan dengan arm standar. Pada kemiringan yang sama dengan gambar 1 leveling bodi kendaraan lebih miring

“Sebagai contoh, dalam kondisi standar TJ Wrangler memiliki bantingan yang lebih keras dibandingkan JK Wrangler SWB.

Selain memiliki wheelbase lebih panjang, JK Wrangler memiliki link arm yang lebih panjang pula,” terang Dadi.

“Pada modifikasi suspensi, terkadang penambahan panjang arm ini cukup ekstrem, hingga jauh dari kondisi standarnya,”

lanjut pria berambut irit ini. Bukan hal yang sederhana untuk mendapat mengaplikasi link arm panjang.

“Rombakan perangkat penunjang lainnya mengikuti,” jelas Dadi.

Dalam kondisi menggunakan link arm standar, pada saat travel maksimal, sudut link (A) menjadi sangat besar. Pada kondisi begini, as pada link arm di bagian yang menempel pada sasis, bekerja ekstra keras sehingga sering didera kerusakan dan aus.
Penggunaan long arm pada kondisi travel dengan ketinggian yang sama dengan gambar 1, sudut link arm lebih kecil (A).

Terkadang, jika menginginkan arm yang extra panjang, posisi tumpuan arm pada sasis pun harus digeser.

Tak hanya itu, karena travelnya bertambah, maka per pun perlu diganti dengan yang lebih panjang.

Mengikuti per, tentu sokbreker, kemudian slang rem hingga stoper gardan pun ikut diganti.

Tak ketinggalan panjang kopel turut terkoreksi. Walau demikian, menurut Dadi, pengorbanan yang harus dilalui sesuai dengan hasil yang didapat.

Apakah semakin panjang semakin baik? Belum tentu. “Ada batas tertentu dalam memperpanjang Arm.