JIP - Pada update lalu pasti JIPmania sudah mendengar desas desus team Indonesia yang akan berlaga diajang
Asia Cross Country Rally (AXCR) 2017, di Ayutthaya, Thailand.
Ada Lody Natasha ditemani dengan Memen Linggau turun di Autoclass (kelas mobil), sedangkan Rudy Poa dan Kadek Ramayadi turun Motoclass (kelas motor).
Kabarnya, perjalanan mereka dalam event AXCR pun tidak semulus sutra.
Banyak rintangan dan kendala senantiasa hadir, bahkan sudah dialami sejak pertama kali start.
Kejadian apa saja selama 7 hari, jarak 2000 kilometer lebih yang dialami team Indonesia saat? Yuk simak laporan perharinya…
Leg 1, Ayutthaya – Kanchanaburi, jarak total 318 km.
Tanggal 13 Agustus, seluruh peserta AXCR 2017 dilepas di Ayutthaya, Thailand.
Mereka harus menempuh perjalanan sejauh 125 kilometer dari Ayutthaya menuju Kanchaburi.
Rupanya dihari pertama peserta tidak langsung disuguhkan SS (Selective Stage) yang harus diselesaikan.
Esok harinya (14/8), team Indonesia mulai memasuki Leg 1 AXCR. Sejak jam 6 pagi,
mereka pun sudah mulai start untuk menyelesaikan SS pertama. Kali ini team Indonesia sudah mempersiapkan mental untuk bertanding sekuat tenaga.
Begitu tiba di SS1, trek yang dilalui rupanya gampang-gampang susah. “Kondisi dibeberapa titik sebenarnya trek lebar, jadi masih bisa gas pol.
Tapi, kadang juga harus slow moving karena masuk obstacle sungai atau lumpur,” ucap Lody.
Rupanya perjalanan Leg 1 team Indonesia tidak berjalan mulus dan sudah mengalami kendala.
Kendaraan Isuzu D-Max yang dipakai oleh Lody dan Memen harus mengalami kerusakan dibagian gearbox.
Sedangkan alat navigasi yang terpasang dimotor Kadek dan Rudy juga sedikit bermasalah.
Walau dilanda masalah, semua team Indonesia bisa sampai ke garis finish, sekitar jam 4 sore.
Berhubung waktu masih panjang, mereka pun masih bisa melakukan perbaikan kerusakan yang ada. Agar besok bisa bertanding lebih maksimal!
Leg 2, Kanchanaburi – Kanchanaburi, jarak total 288km.
Peserta mulai memasuki SS2 pada jam 9.00 untuk menempuh jarak sepanjang 199 km.
Dengan waktu tempuh maksimal 6 jam 30 menit untuk menyelesaikan Leg 2.
Kawasan yang dilalui masih berada di sekitar perkebunan tebu dan kawasan militer dekat perbatasan Myanmar.
Handicap lumpur dan sungai sudah pasti akan jadi penghadang.
Sesampainya di service point, Kadek dan Rudy kembali mengeluhkan alat navigasinya.
Kadek terlihat langsung melakukan pengecekan, untung masalah ini berhasil diatasinya.
Sedangkan Rudy tidak punya pilihan lain, “Saya terpaksa harus mengoperasikannya secara manual.
Konsekuensinya, konsentrasi saya akan terpecah. Semoga tidak terlalu banyak memakan waktu.
Setelah finish saya akan menggantinya dengan yang baru,” ucapnya.
Sementara itu, Lody dan Memen menyatakan bahwa masalah transmisi dan sistem penggerak 4 roda Isuzu D-Max tahun 2006
yang digunakan sudah normal. Mereka mengakui bahwa jalur lintasan yang disajikan potensial membuat tersasar.
Hal yang sama pun diakui oleh banyak peserta.
Akhirnya Kadex berhasil finish di urutan 9 dan Rudy pada urutan 16.
Sementara Lody dan Memen berada pada urutan 18.
Hasil keseluruhan dari 2 hari lomba, kedua pereli motor Indonesia masih berada di 10 besar, dimana Kadek turun ke posisi 5 dan Rudy ke posisi 10.
Lody dan Memen turun ke posisi 18. Persaingan pada Autoclass sangat sengit, dimana 13 peserta teratas memiliki selisih waktu kurang dari satu menit.
Leg3, Kanchanaburi – Nakhonsawan, jarak total 414 km
Peserta mulai memasuki SS3 pada jam 08.35 untuk menempuh jarak sepanjang 209km, dengan waktu tempuh maksimal 6 jam.
Dibandingkan 2 SS sebelumnya, SS3 memiliki jarak yang lebih jauh, namun dengan waktu tempuh yang lebih pendek.
Wilayah yang dilalui adalah kawasan latihan militer dengan kombinasi trek yang lebar dan sempit.
Lalu dilanjutkan memasuki ladang tebu dengan track yang lebar, sehingga memungkinkan bagi para peserta untuk memacu penuh kendaraannya.
Sesampainya di service point, Kadek dan Rudy menyampaikan bahwa tidak lagi mengalami kendala pada alat navigasinya.
Sementara Lody dan Memen mengalami overheated di awal-awal SS dan mesinnya mati selama hampir satu jam.
Setelah pit stop, semua kembali melanjutkan sisa SS.
Hasil Leg3 untuk motoclass, Kadex berada di urutan 14 dan Rudy ke-11.
Runner-up tahun lalu, Yoshio Ikemachi dari Jepang, berhasil menempati urutan pertama dan disusul juara bertahan Jakkrit Chawtale dari Thailand pada urutan kedua.
Satu-satunya pembalap wanita asal Thailand, Narisara Khamtai berada pada urutan 15.
Pada autoclass, Lody/Memen berada pada urutan 18.
Terjadi persaingan seru antara Tadamitsu Nihori, runner-up tahun lalu yang menggunakan Toyota Hilux Revo,
dengan sang juara bertahan Nutthapon Angritthanon dari Thailand yang menggunakan Isuzu D-max.
Pada motoclass, jarak Rudy dengan pemimpin klasemen sementara adalah 2 jam 45 menit.
“Masih ada sisa 3 hari, dan masih banyak kemungkinan yang bisa terjadi.
Saya bersama tim akan terus melakukan yang maksimal untuk mencapai hasil terbaik.
Besok pada tanggal 17 Agustus kami akan memulai kegiatan dengan upacara bendera terlebih dahulu.
Semoga kami bisa memperbaiki pencapaian kami di hari Kemerdekaan kita. Mohon doa terbaik dari semua pendukung kami”, ujar Rudy.
Leg4, Nakhonsawan - Petchabun, jarak total 421km
Hari ini tanggal 17 Agustus 2017, hari yang bertepatan dengan ulang tahun Republik Indonesia.
Sebagai peserta yang sedang berjuang membawa nama Indonesia. Tim Furkawa Battery Indonesia pun melakukan upacara
Bendera Indonesia sebelum bertanding.
Upacara kepada bendera Merah Putih pun dilakukan lebih pagi, agar tidak ketinggalan start.
“Saat melakukan penghormatan kepada Sangsaka Merah Putih sambil menyanyikan lagu Indonesia Raya, sungguh terasa sangat berbeda dan mengharukan” ucap
Memen yang rupanya perasaan tersebut juga dirasakan oleh seluruh tim Indonesia.
Selesai upacara dilanjutkan dengan perjalanan sekitar 94 km menuju Nong Bua.
Dimana Selective Stage 4 (SS4) akan dimulai. SS4 berjarak sekitar 251km dan merupakan SS terpanjang dalam reli kali ini.
Sejak semalam hujan turun hingga siang hari, sehingga akan banyak bagian lintasan berlumpur dan memerluka winch untuk melaluinya.
“Buat saya tahun lalu banyak sekali memberikan pelajaran. Saya akui pereli tuan rumah dan Jepang sangat tangguh.
Saya datang bukan untuk mengulang hal yang sama di tahun lalu. Saya ke sini ingin membuktikan bahwa kita bisa memberikan perlawanan yang seimbang.
Semoga 2 leg ke depan saya bisa memperbaiki catatan waktu saya”, ujar Kadek yang akhirnya finish pada urutan 7.
Leg5, Jumat, 18 Agustus 2017, Petchabun – Pak Chong, total jarak 384km
Ada yang baru pada Leg 5, dimana 3 peserta tercepat di masing-masing kelas akan mendapat hadiah uang tunai.
Kadek hari ini menjadi yang tercepat mendahului para jawara di motoclass.
Bangga dengan pencapaian Kadek, tim tak henti-henti memujinya.
Rudy bahkan terus menerus mengatakan bahwa menjadi yang tercepat dalam Leg5 menjelaskan tingkat skill Kadek yang luar biasa.
Sedangkan dikelas mobil, lagi-lagi tim Indonesia dilanda masalah pada kendaraanya.
Isuzu D-Max tahun 2006 yang digunakan harus diperbaiki di service point. Terdengar suara kasar dari mobil team Indonesia.
Sambil mempersiapkan diri melanjutkan SS5, Lody menjelaskan bahwa penggerak depannya lagi-lagi tidak berfungsi
sementara ia harus melalui lumpur yang tebal. “Memang beberapa kali kami sempat melakukan winching,
karena beberapa obstacle harus dilalui dengan penggerak 4x4,” jelas Lody.
Memang disetiap kendaraan peserta AXCR sudah mempersiapkan winch tersebut.
Dengan bracket winch portable, sehingga bisa lepas pasang dengan mudah.
“Semua peserta selalu bawa winch saat pertandingan yang disimpan di dalam kabin mobil balapnya.
Perlu diakui, beberapa medannya cukup ekstrem memang untuk kategori rally, sehingga kita butuh winch bahkan sandladder,” ucap Memen.
Lody mencoba memotivasi tim, dengan mengatakan bahwa lintasan berikutnya tidak seberat sebelumnya.
Memen sepakat dan tak ingin kehilangan waktu banyak, langsung saja mobilnya ia bawa kembali ke lintasan.
Pada Leg ini Lody/Memen harus puas finish pada urutan 21.
Leg6 (Final Leg), Pak Chong - Ayutthaya, total jarak 288km
Kadek berteriak keras saat memasuki pos finish. Ia terlihat lepas, lega.
Beban yang beberapa hari ini terpapar di wajahnya, sudah sirna.
Dia menyelesaikan SS6 dalam waktu 1 jam 22 menit 24 detik. Waktunya adalah yang tercepat keempat.
Sementara itu, sang juara bertahan Jakrit Chawtale dari Thailand belum dapat menjadi yang tercepat karena direbut oleh Yoshio Ikemachi dari Jepang.
Kadek benar-benar sedang habis-habisan dengan rider satu peringkat di atasnya,
Pruchayar Chaiyasothi, rider tuan rumah yang selisih waktunya dekat sekali dengannya.
Kemungkinan untuk mengejarnya masih terbuka lebar. Benar saja, semua usaha dan strateginya yang ia curahkan berbuah manis.
Dari keseluruhan SS, Kadek menjadi peringkat 5 di tahun ini.
Pencapaian yang jauh lebih baik dari tahun lalu dan lebih baik pula dari target yang ditetapkan tim kepadanya.
Selang 30 menit kemudian tampak Rudy Poa memasuki pos finish SS6. Dengan tetap tersenyum,
ia mengatakan bahwa apapun hasilnya, ia telah berhasil menyelesaikan keseluruhan rute.
Ia mengakui reli kali ini sangat menantang kerena kendala yang terus dihadapinya dari hari ke hari.
Rudy terlalu tenang untuk dapat mengatakan bahwa semua ini adalah masalah, ia melihatnya sebagai tantangan.
Tapi diakuinya bahwa fokus persiapannya tahun ini lebih kepada motornya dan di situ lah letak kesalahannya.
Ia sedikit mengabaikan perlengkapan motornya, yang kali ini membuatnya repot.
Hasil akhir, Rudy menempati urutan 9 dan ia bahagia sekali karena sesuai target yang ditetapkan oleh tim.
Satu jam setelah Rudy, Lody Natasha yang berpasangan dengan Memen Harianto di Autoclass menembus garis finish.
Cukup mengagetkan karena meski startnya tidak pada urutan awal mereka berhasil melejit naik, dan finish pada urutan 9.
Hari ini Lody dan Memen sama sekali tidak mengalami kendala pada kendaraannya.
Beruntung karena hari ini yang masalah datang ke kendaraan service mereka.
Mereka pun puas dengan hasil yang dicapainya, karena sejak awal hanya menargetkan finish seluruh SS.
Target ini yang paling realistis setelah mempertimbangkan kondisi kendaraannya.
Secara keseluruhan dari 6 Leg, Lody dan Memen berada pada urutan 18.
Suatu pencapaian yang cukup baik untuk pendatang baru di reli ini.
Selamat tinggal Thailand. Tim akan kembali ke Tanah Air dengan segala pengalaman dan rasa bangga yang didapatnya.
Semoga semua perjuangan yang dilakukan oleh tim dapat menjadi kado kecil untuk Indonesia yang baru saja merayakan hari kelahirannya.
Hasil Pertandingan
10 besar untuk Motoclass: 1. Jakkrit Chawtale (Tha), 2. Yoshio Ikemachi (Jap), 3. Tadao Ezure (Jap), 4. Chattai Phruetisan (Tha), 5. Kadek Ramayadi (Ina), 6. Pruchayar Chaiyshoti (Tha), 7. Sumaete Trakulchai (Tha), 8. Morihisa Matsumoto, 9. Rudy Poa (Ina), 10. Eji Sugiyama (Jap).
10 besar untuk Autoclass: 1. Nuthaphon Angritthhanon (Tha), 2. Tadamitsu Nihori (Jap), 3. Jaras Jeangkamolkulcha (Tha), 4. Wichawat Chotirave (Tha), 5. Wangwirot Palawat (Tha), 6. Takuma Aoki (Jap), 7. Paitoon Thammasirikul (Tha), 8. Kenjiro Shinozuka (Jap), 9. Sinoppong Trirat (Tha), 10. Tomonori Noto (Jap). Rindra P / Tim Furukawa Battery Indonesia / Dok. AXCR