Ancaman Yang Mengintai Mobil Bertransmisi Otomatis

Indra Aditya - Sabtu, 23 Desember 2017 | 13:05 WIB

Ilustrasi transmisi matik pada Suzuki Jimny (Indra Aditya - )

JIP.CO.ID – Di kota besar seperti Jakarta, mobil bertransmisi matik sudah jadi pilihan utama mengingat kemacetannya.

Tapi, ada ancaman tersembunyi di balik kenyamanan itu.

Transmisi matik sangat bergantung pada volume pelumas yang terkandung dalam pengoperasiannya.

Jangan pernah sekali saja, membiarkan transmisi matik kekurangan oli sampai di bawah batas minimum. Akibatnya, penyaluran tenaga dan kecepatan putaran mesin akan terganggu.

(BACA JUGA: Mengenali Ciri Engine Mounting Rusak, Ada 2 Caranya)

“Kurangnya volume oli matik akan mengakibatkan hilangnya kualitas tekanan oli, dampak terparahnya kendaraan tidak akan bisa berjalan,” ujar Saiful Anwar, Wakil Kepala Bengkel Plaza Toyota, beberapa waktu lalu.

Saiful menambahkan, tanda-tanda lain yang terjadi akibat dari kekurangan oli matik yaitu hilangnya tenaga pada kendaraan, atau bisa juga disebut "hilang tarikan".

Kemudian muncul hentakan ketika transmisi dipindah.

“Tiga tanda tersebut biasanya jadi dasar bagi pemilik kendaraan untuk segera memeriksa kondisi volume oli matik. Jika Anda yang termasuk tidak sensitif dengan hal-hal seperti ini, wajib mengikuti rutinitas pemeriksaan pada buku panduan servis. Jang sampai akhirnya oli mengering dan sistem transmisi menjadi rusak parah,” ujar Saiful.

(BACA JUGA: Cara Bongkar Pasang Roda Mobil Agar Tidak Salah, Efeknya Berbahaya)

Rajin Periksa
Saiful berpesan, rajin-rajin periksa volume oli matik secara berkala dua minggu sekali, untuk memastikan volume tetap berada di atas batas minimum.

“Meski masa penggantiannya sekitar 100.000 km, ada baiknya tetap terus diperiksa dua minggu sekali, kemudian secara rutin ke bengkel untuk memeriksa kondisi oli beserta transmisinya di setiap 10.000 km sekali," ucap Saiful.

Hal ini dilaukan agar ketika terjadi kebocoran oli matik, bisa cepat diatasi sebelum sampai ada kerusakan lebih parah.

Masalahnya, biaya perbaikan untuk komponen transmisi pada mobil baru bisa mencapai Rp 21 juta. Mahal bukan!