JIP.CO.ID – Menurut teori, dibandingkan menarik, mendorong suatu barang akan lebih ringan dengan bobot yang sama.
Untuk dunia otomotif, teori ini kemudian menjadi asas dalam penggunaan gardan depan hi-pinion.
Dan pada saat ini penggunaan gardan hi-pinion pada kendaraan 4x4 semakin banyak dijumpai, terutama pada kendaraan dengan gardan solid axle.
Mengapa hal ini seolah menjadi acuan baru bagi pabrikan kendaraan bermotor dewasa ini? Semua itu tak lain bersumber pada asas tarik ataupun dorong tadi.
“Pada gardan hi-pinion, gerak crown gear pada saat memilin roda menuju ke arah depan. Prinsip ini sama dengan melakukan gerakan mendorong,” terang Dady Tiasono dari Jeep Craft Unlimited.
“Dengan melakukan gerakan mendorong ini, maka kondisi jeroan gardan ataupun as roda menjadi lebih ringan untuk digerakkan,” jelas pembesut JK Wrangler ini.
(BACA JUGA: Mangatasi Overheat Pada Suzuki Jimny Katana)
Jenis gardan hi-pinion ini hanya cocok dipergunakan pada gardan depan saja. Sedangkan gardan belakang tetap mengunakan low-pinion.
”Hal ini disebabkan oleh letak gardan belakang, di mana gardan low pinion berputar berlawanan arah dengan hi-pinion, sehingga asas kerja yang dipergunakan seperti halnya hi-pinion yakni mendorong. Sehingga gardan hi-pinion tidak ideal digunakan pada gardan belakang,” lanjutnya.
Keunggulan lain dari gardan hi-pinion adalah sudut kopel terjaga, tidak terlalu miring.
Crossjoint dan kopel jadi lebih aman karena kemiringannya tidak ekstrem jika dibandingkan dengan low-pinion.
“Karena posisinya di atas, maka sudut kemiringan kopel menjadi lebih kecil dibandingkan dengan jenis low-pinion. Sehingga saat kaki-kaki kendaraan sedang melakukan artikulasi, sudut kopelnya tidak terlalu ekstrem,” imbuh Dadi.
(BACA JUGA: Ciri-ciri ECU Mobil Rusak Dan Musuh Utamanya)
Akan tetapi, gardan hi-pinion ini memiliki kekurangan, yakni penggunaan oli gardan yang lebih banyak jika dibandingkan low-pinion.
Tentu pembandingnya dengan gardan setipe seperti halnya Dana 30 yang dipergunakan Jeep, semisal CJ-7 dengan YJ Wrangler.
Kondisi ini disebabkan oleh posisi bonggol pinionnya yang berada di atas.
“Kapasitas oli yang lebih banyak tersebut untuk mencukupi kebutuhan pelumasan,” tutup Dadi.