Tambal Ban Yang Benar, Kurangi Risiko Celaka

Indra Aditya - Rabu, 28 Maret 2018 | 20:26 WIB

Ban bocor bisa terjadi pada siapa saja (Indra Aditya - )

JIP.CO.ID - Mengalami ban bocor bisa terjadi pada siapa saja, dimana saja dan kapan saja, namun yang perlu diperhatikan adalah mereparasi ban yang bocor.

Ada beberapa keadaan di mana ban bocor sudah tidak direkomendasikan lagi untuk ditambal, misalnya jika yang bocor adalah din¬ding ban.

Jika benang di dinding ban sudah putus, maka hal berikutnya yang akan muncul adalah ban menggelembung dan itu berarti ban sudah tidak layak pakai.

Masalah kedua yang men¬jadi tanda bahwa ban bocor sudah tidak bisa ditambal adalah luka yang terlalu besar.

Paling banyak adalah metode string tubeless atau sering disebut cacing karena bentuk komponen tambalnya yang mirip cacing.

(BACA JUGA: Cara Instan Bikin Tinggi Suspensi Independen, Murah Juga!)

Tambal Dalam

Hanya saja teknik ini membuat ban rentan korosi.

Musababnya adalah ketiadaan proses pembersihan ban dari kotoran dan air.

Lambat laun kawat baja yang ada di dalam ban, dan sudah terkena kotoran akan menciptakan karat.

Di pasaran ada beberapa merek yang cukup familiar yakni Tech dan Tip Top.

Tambal ban jenis ini prosesnya lebih rumit karena harus mencopot ban dulu dari peleknya untuk memasang komponen penambal dari dalam ban.

Tak hanya itu, sebelum dipasang di area sekitar luka/lubang pun harus dibersihkan dulu dari kotoran, lalu dikikis dengan gerinda untuk menyamakan ketinggian, kemudian disemprot cairan anti karat.

(BACA JUGA: Aspal Bisa Meredam Bising Mesin Diesel, Enggak Percaya?)

Tambal Tip top

Terakhir menggunakan mesin pres untuk memastikan komponen penambal dan karet ban menyatu dengan sempurna.

“Totalnya proses penambalan dengan metode ini bisa memakan waktu hingga 3 hari mulai dari ban dilepas hingga komponen penambal terpasang sempurna,” ucap Sri Rezeki dari W&W Ban, toko ban di bilangan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Per lubang diganjar Rp 250 ribu.

Mungkin terdengar mahal, tapi jika dibanding ban performa tinggi yang banderolnya bisa di atas Rp 1,5 juta, harga tersebut sangat bisa diterima.

Terlebih di luar aspek nominal, faktor keselamatan adalah nilai terpenting untuk memilih tambal ban yang layak.