Seputar Spline As Roda

Nabiel Giebran El Rizani - Kamis, 24 Mei 2018 | 16:00 WIB

Spline axle (Nabiel Giebran El Rizani - )

Jip.co.id - Walau tidak selalu benar, lebih besar biasanya dianggap lebih baik, karena lebih kuat.

Contohnya as roda, terlepas dari penggunaan material, as roda dengan diameter besar dianggap lebih kuat dari as roda dengan diameter lebih kecil.

Kunci kekuatan dari sebuah as roda ada pada material, diameter dan juga spline.

Seiring perkembangan teknologi metalurgi dan pengerjaan, gigi spline kendaraan moderen pun semakin kecil.
Apakah spline itu? Spline tak lain adalah jumlah gigi yang terdapat pada batang as roda.

Susunan gigi ini berinteraksi dengan side gear pada gardan dan memutar as roda dan juga roda, sehingga kendaraan dapat bergerak.

(BACA JUGA: Restorasi Jeep CJ-7 Limited 1990 Indonesia Only)

Bagi kendaraan Amerika semisal Jeep, upgrade spline bukan sesuatu yang baru.

Semakin banyak spline, semakin besar as rodanya. Semakin absolut pula kekuatan as roda.

Perubahan diameter dan jumlah spline berpengaruh pada penggantian sidegear. Jumlah gigi dan diameter harus disesuaikan dengan dimensi as roda yang baru
Contoh yang jamak, mengupgrade gardan depan Dana 30 milik CJ-7.

Semula gardan ini memiliki as roda 27 spline, baik outer maupun inner splinenya, kemudian diupgade dengan as roda yang memiliki 30 spline.

Hitungan di atas kertas tanpa melihat materialnya, as roda 30 spline dengan diameter lebih masiv ini mampu menjadikan as roda lebih kuat 30%.

Hal yang jamak diupgrade adalah spline dalam, yang berkoneksi langsung dengan gardan.

(BACA JUGA: 2 Masalah Pada Turbo Mesin Diesel)

Sedangkan spline luar yang terhubung dengan nap roda, tetap mengandalkan yang dikeluarkan pabrik.

Biasanya upgrade as roda ini diikuti pula dengan upgrade material yang dipergunakan.

Bahan chromoly dapat membuat kekuatan as rodanya meningkat hingga 20% lagi.

Adapun demikian, untuk rombakan yang sifatnya lebih ekstrim, spline luar pun dapat diupgrade.

Spline as roda luar, biasanya tidak begitu bermasalah, karena tidak memangku beban torsi dari gardan yang memelintir as roda secara langsung. Sehingga relatif jarang diupgrade diameter dan jumlah splinenya.
Rombakan yang dilakukan pun cukup banyak, termasuk mengganti nap roda dan bearing roda.

Sedangkan untuk gardan belakang, baik semi float maupun full floating relatif lebih mudah.

Pada gardan semi float, otomatis yang berubah hanya pada spline dalamnya saja.

Sedangkan untuk full floating, selain spline dalam yang diupgrade, dapat juga mengupgrade spline luar.

Tentu saja hal ini berbuah effort untuk mengupgrade nap rodanya juga.

Di Amerika sebagai negara ‘kompor’ modifikasi off road, upgrade spline sudah umum dilakukan. Bahkan terkadang rombakannya diluar kebiasaan.