Jip.co.id - Suka atau tidak, kerusakan komponen pasti terjadi pada kendaraan.
Apalagi bagian bergerak yang menerima beban, seperti bearing, atau yang biasa dikenal dengan laher (laker).
Salah satu bearing yang paling sering mengalami kerusakan adalah bearing roda.
Setidaknya terdapat lima penyebab kerusakan bearing roda yang paling sering ditemui.
Air yang menyeruak masuk ke dalam bearing akan menjadi biang kerusakan.
Di mana air ini lambat laun akan bercampur dengan grease dan akan menginvansi masuk ke dalam bearing.
(BACA JUGA: Ini Dia Spesifikasi Mesin Nissan Terra)
Gemuk atau pelumas, alias grease, yang bercampur dengan air tersebut akan kehilangan daya lumasnya.
Apabila hal tersebut terjadi, maka gesekan komponen internal bearing akan semakin besar, dan menimbulkan keausan.
Penyebab masuknya air karena rusaknya seal pada roda.
Kerusakan ini banyak ditemui pada kendaraan yang sering dipergunakan off-road, terutama pada daerah-daerah dengan genangan air yang cukup besar.
Tentu, ini tidak hanya terjadi pada kendaraan off-road. Kendaraan apapun yang berada di daerah rawan banjir, akan sering mengalami kerusakan bearing roda.
2.Grease
Grease atau yang umum dikenal sebagai gemuk, merupakan media pelumas pemberi kontribusi terbesar pada kinerja bearing.
Kualitas grease yang jelek tentu akan membawa dampak pada kinerjanya.
Bearing terdiri dari komponen bergerak yang saling bergesekan saat beroperasi.
Dari gesekan akan timbul panas meski pada dasarnya setiap bearing dirancang agar minim gesekan internal, namun tetap butuh grease atau gemuk itu untuk mengurangi gesekan.
Meski begitu, panas akan tetap timbul. Lama kelamaan, panas itu akan mengurangi kinerja grease sebagai pelumas.
Bila kualitas grease-nya bagus, maka tidak akan banyak dipengaruhi oleh panas itu.
Sehingga kondisi pelumasan pun tetap berjalan sempurna.
(BACA JUGA: Menengok Kembali Sejarah Suzuki Jimny di Indonesia)
Namun sebaliknya, grease yang buruk, akan mencari dan berubah kekentalannya saat terkena panas berlebih.
Kejadian yang berulang kali tersebut menyebabkan volume grease pun menyusut, bahkan mengering.
Inilah yang menjadikan bearing kehilangan pelumasannya dan kemudian rusak.
3.Ban ukuran besar
Ban dengan ukuran yang lebih besar merupakan godaan tersendiri bagi pengguna jip.
Kebutuhan untuk meningkatkan kemampuan di medan off-road menjadi latar belakangnya, selain faktor penampilan tentu saja.
Sayang sekali, pemekaran ukuran ban ini diikuti pula dengan pemekaran bobotnya.
Beban yang ditanggung bearing pun menjadi lebih besar dibandingkan pemakaian ban standar dengan kondisi normal.
Tentu versi kendaraan dengan ban lebih besar akan mengalami stress yang lebih besar pula pada bagian bearingnya dibandingkan dengan ban ukuran standar.
Bearing roda didesain untuk menerima beban pada bagian tertentu, pada sudut tertentu.
Pada dasarnya, kemampuan menahan beban hanya maksimal bila roda selalu berada pada sudut yang benar, sesuai standar pabrik.
Bila ada bagian suspensi yang sudah rusak, seperti per atau sokbreker, atau bagian lain yang membuat roda miring, tentu akan mempengaruhi kinerja bearing.
(BACA JUGA: Inilah Keunggulan Nissan Terra Dibanding Rival)
Akibat lain dari suspensi yang rusak, mirip dengan bergesernya alignement (spooring) roda, yakni keausan ban yang tidak merata, sehingga permukaannya benjol-benjol.
Kondisi ini lambat laun berpengaruh pula pada bearing.
Ban benjol tersebut juga menimbulkan vibrasi tambahan, yang ikut terdistribusi ke bearing.
Walau tidak akan berpengaruh secara langsung, namun getaran ekstra ini akan membuat bearing lebih cepat rusak.
5.Jalan rusak
Ini sulit dihindari maklum, off-roader memang menjauhi aspal mulus.
Permukaan jalan yang tidak rata mempercepat rusaknya bearing roda. Mengapa demikian?
Kita lihat jalan yang mulus dulu.
Pada permukaan jalan yang rata, maka beban bobot kendaraan akan terdistribusi dengan smooth pada ke empat roda.
Walaupun kendaraan dipaksa menikung tajam sekalipun, pergerakan energi yang ada akan lebih lembut tersebar secara merata pada tiap sisi bannya.
(BACA JUGA: Jurus Cegah Rongrongan Karat)
Namun kondisi demikian akan berbeda dengan jalanan yang rusak.
Dalam kondisi jalanan memble, gerakan energi akan sangat fluktuatif dan terjadi secara mendadak.
Distribusi bobot pada kendaraan akan terjadi lebih agresif dan tidak teratur, sehingga mengakibatkan bearing roda mengalami tekanan yang lebih besar.
Bagi jip yang kerap bercumbu dengan jalanan off road, maka kondisinya tentu lebih berat lagi.
Sehingga persoalan bearing roda ini bukanlah menjadi suatu yang baru bagi jip off-road.