Sebenarnya, letak masalahnya hanya pada sasis bagian depan Stallion. Lantaran menganut penggerak dua roda, sasis depan Stallion lebih rata tanpa adanya lekukan sasis untuk dudukan gardan depan atau yang biasa disebut ‘kuda lumping’.
Sementara untuk suspensi depan Trooper dan Stallion pun mirip-mirip, lantaran sudah menganut independent.
Untuk pilihan gardan depan dan belakang, ternyata Artha juga ogah nanggung, dengan menggunakan gardan milik Toyota Hilux dengan final gir 8,39:1. Alasannya, sudah terkenal kuat ketika diajak main off-road.
Kini saatnya untuk pemasangan gardan depan pada sasis Stallion yang ternyata cukup menguras waktu.
Akhirnya, ditemukan solusi agar gardan depan Toyota ini bisa ‘akur’ dengan sasis Stallion. Caranya, dengan memajukan gardan depan agar bisa pas dengan desain sasis depan. Namun sayangnya Artha lupa tentang seberapa jauh gardan depan harus maju. Namun perkiraan sekitar 10 hingga 15 cm.
Selain itu, konstruksi suspensi depan kini sudah menganut rigid dengan per daun.
“Salah satu pernya pakai punya Jeep CJ-7 yang paling panjang,” tambah pria yang biasa dipanggil Abil ini. Akhirnya, gardan depan Hilux pun bisa terpasang pada sasis depan Stallion.
Sementara untuk pemasangan gardan belakang Hilux pada sasis Stallion tak mengalami kendala berarti.
Baca Juga: Lampu Tembak LED, Aksesori Wajib Mobil Off-Road
Rampung pada bagian kaki-kaki, perhatian Artha beralih ke sektor pembangkit tenaga. Mesin bawaan Trooper yang berkode C223 dinilai tak lagi dapat memberikan performa terbaiknya, terlebih ketika diajak main off-road.
Artha lebih mempercayakannya pada mesin 4JG2T bawaan Isuzu Bighorn. Mesin turbo diesel 4 silinder ini memiliki kapasitas lebih besar, yakni 3.100 cc. sehingga dianggap cukup mumpuni untuk membopong tubuh boxy Trooper lengkap dengan seabrek peralatan recovery ketika off-road.
Asyiknya, mesin 4JG2T ini juga sudah termasuk transmisi 5 percepatan.
Pada bagian depan hanya dipasangkan bumper custom yang juga berfungsi sebagai tempat tinggal winch Warn 8274 plus lampu sorot tambahan