Dapat Ide Warna Restorasi Toyota Land Cruiser FJ55 Dari Diecast

Bimo SS - Jumat, 30 Juli 2021 | 07:10 WIB

(Bimo SS - )

Jip.co.id - Jika membahas tentang Toyoa Land Cruiser FJ55 ini, di beberapa wilayah Indonesia justru terkenal dengan sebutan Toyota Komando.

Bahkan di daerah lain ada juga yang menyebutnya sebagai Toyota Buaya. Lantaran bentuk moncongnya yang panjang menyerupai mulut seekor buaya.

Walau sebenarnya penyebutan ini juga kadang disematkan pada truk Toyota DA.

Baca Juga: Apa Benar AC Mobil Bisa Bikin Boros Bahan Bakar? Ini Penjelasannya

Die-cast keluaran Tomica inilah yang menjadi modal pemilihan kombinasi warna.

Pelek kaleng milik Land Cruiser FJ45 dilengkapi dengan wheel dop ala TLC versi Amerika Utara, dipasangkan dengan ban Dunlop Road Gripper 750x16.

Bagi Syamsul Fauzi, Toyota Land Cruiser FJ55 ini sudah lama memikat perhatiannya, meskipun banyak orang yang berpendapat bahwa bentuk SUV ini tidak proporsional dan ajaib.

“Buat saya, bentuk dan disainnya FJ55 ini justru unik, selah-olah merupakan pertemuan dua desain yang ngga nyambung namun tetap dipaksakan”. Ujar Syamsul.

Lampu sein depan ini berhasil didapat dalam kondisi New Old Stock setelah berburu di marketplace mancanegara.

Awalnya mika lampu belakang raib entah kemana, Syamsul pun rela menebus mika ‘copotan’ tapi orisinil dengan kondisi yang mulus.

Tak pikir panjang, bahan Toyota Land Cruiser FJ55 keluaran tahun 1967 pun dipinangnya dan langsung masuk bengkel untuk di restorasi.

“Awal dapat FJ55 ini, kondisi body sudah banyak yang digerogoti karat, tapi yang terpenting belum pernah nabrak atau ditabrak. Bisa dibilang kondisi body dan sasis masih lurus, dan pernak-perniknya tergolong lengkap”, tambahnya.

Interior merupakan bagian terberat untuk melengkapi pernik-pernik yang hilang.

Jok orisinil terpaksa di retrim ulang dengan bahan kulit sintetik.

Modal ini memudahkan dalam restorasi, tiba saatnya sang FJ55 ini ‘naik cat’. Justru ide kombinasi warna bukan didapat dari buku literatur, melainkan die-cast skala 1/64 keluaran Tomica versi Limited Vintage yang jadi acuan.

Rampung pengecatan, Syamsul justru menghabiskan waktu sekitar 1,5 tahun lagi untuk melengkapi dan berburu pernak-pernik bagian interior sampai dianggap selesai total proses restorasinya.

Butuh waktu 1,5 tahun bagi Syamsul untuk menyelesaikan proses restorasi FJ55 ini.