Jip.co.id - Pada dasarnya, mesin turbo memang dirancang memiliki kompresi lebih rendah dibandingkan tanpa turbo.
Karena mesin turbo akan mengalami peningkatan kompresi saat mendapat semburan udara dari turbo. Pressure udara ke ruang bakar ini otomatis meningkat cukup jauh.
"Misalkan sebelumnya 8,5:1 saat dapat boost (udara yang di dorong ke ruang bakar) dari turbo sekitar 1 bar, kompresinya bisa sekitar 12:1,” jelas Ovi Sarjan yang merupakan tuner engine handal di KS Nusa Motorsport.
Baca Juga: Suzuki Jimny Tampil Unik Pakai Roda Ala Tank, Siap Main Salju!
Makanya sangat tidak disarankan kalau mesin turbo pakai bahan bakar dengan RON rendah.
Karena otomatis mesin akan mengalami detonasi (ngelitik) saat akselerasi atau mendapat boost turbo, dimana kompresi meningkat dari kondisi normal.
RON atau kepanjangan dari Research Octane Number, merupakan angka untuk mengukur seberapa besar bahan bakar menerima tekanan.
Semakin tinggi angka oktannya, maka akan semakin sulit bahan bakar itu terbakar.
"Dengan kompresi tinggi, bahan bakar akan mudah terbakar. Itu kenapa terjadi detonasi atau knocking (ngelitik) pada mesin," jelas Ovi.
Tekanan tinggi pada mesin akan menghasilkan panas, ini pastinya akan membuat bahan bakar mudah terbakar.
Itu kenapa mesin turbo tidak boleh menggunakan bahan bakar dengan RON rendah. Efek dari detonasi tersebut akan merusak material mesin,” ucap Ovi.
Nah, buat yang sudah pada pakai mesin turbo, sudah tidak bisa lagi nih beli bahan bakar dengan RON 90.
Beberapa mobil SUV bermesin turbo bensin yang ada saat ini, rata-rata merekomendasikan bensin dengan minimal RON 92.