Jip.co.id - Mobil bermesin diesel umumnya dijadikan mobil pekerja.
Baik sebagai armada perusahaan maupun andalan rumah tangga.
Bagusnya, mobil bermesin ini umumnya bandel meski digunakan dalam jangka panjang.
Meski demikian, ada baiknya mengetahui seluk-beluk kondisi mobil jika Anda berminat membeli mobil diesel bekas.
"Biasanya saya sarankan ke konsumsn, lihat dulu kilometernya (jarak tempuh). Udah capek belum sih itu mobil," ujar Theodorus Suryajaya, owner Rev Engineering di Kedoya, Jakarta Barat.
Yang menarik ia mencermati penggunaan bahan bakar diesel.
Baca Juga: Cara Mengetahui SUV Bekas yang Sudah Tidak Oke Lagi, Biar Gak Ketipu
Ternyata sangat berhubungan sama pemakaian bahan bakar oleh pemilik mobil sebelumnya.
"Rata-rata (berpendapat) begini, diesel irit"
"Cuma mereka mau irit lagi, secara kantong akhirnya diisi biodiesel"
"Karena bedanya jauh kalau biodiesel Rp 6000-an, Dex (Pertamina Dex) Rp 11 ribuan"
"Penyakitnya rata-rata di commonrail, injektornya mampet," papar Teddy, sapaan tenarnya.
"Karena di bodi nosel capnya, di ujung, ada titik-titik yang mencerminkan pattern spray-nya.
Misal ada 8 titik nyebar, kkalo udah dites mungkin 4-5 titik, mampet di sana," terang Teddy.
Baca Juga: Awas, Koil Mobil Kesayangan Mulai Bermasalah Bisa Bikin Boros BBM
Di antara konsumennya ada yang bertanya, boleh enggak kalau dimodifikasi biar bisa pakai biodiesel.
"Saya jelaskan, mau mesin standar pun enggak rekomen pakai biodiesel"
"Kayak kita manusia makan jorok setahun dua tahun engggak ada masalah. Nanti udah 10 tahun penyakit keluar," ucap Teddy.
Hal ini menurutnya sama kayak mobil.
"Beli mobil baru isi biodiesel 5-6 tahun enggak apa-apa"
"Nanti di atas itu, begitu dijual kok tenaga kurang, noselnya mampet, harus ganti nosel," lanjut Teddy.