Jip.co.id - Mungkin banyak dari pemilik mobil melakukan modifikasi pada bagian mesin untuk meningkatkan performa.
Tapi awas! sering kali modifikasi ini malah berdampak buruk pada mesin itu sendiri.
Bukannya bertambah kencang, malah bertambah boros BBM dan meningkatnya emisi gas buang.
Untuk sebelum melakukan modifikasi mesin, Anda wajib mengetahui batas modifikasi mesin dan risiko yang ditimbulkan.
Baca Juga: Kelebihan dan Kekurangan Pasang Suspensi Independen Buat Off-Road
Berikut sebagian risiko yang muncul dari proses modifikasi mesin mobil.
1. Pasang Filter Udara Terbuka (Open Filter)
Pada umumnya, modifikasi ini tidak mempengaruhi emisi gas buang.
Pasalnya, mengganti saringan udara standar dengan model open filter pada mesin injeksi dapat langsung disesuaikan dengan debit bbm yang disemprotkan.
Sedangkan di mesin dengan pasokan bahan bakar karburator, perlu dilakukan penyesuaian secara manual.
Bila diabaikan, maka campuran bensin akan terlalu banyak udara (lean).
Hasilnya, kadar HC (Hidro Carbon) akan meningkat akibat terlalu banyak oksigen yang tidak digunakan.
2. Ganti Kem Berdurasi Tinggi
Memperlama waktu bukaan katup di mesin memang dapat meningkatkan tenaga.
Sayangnya, waktu overlap atau terbukanya katup masuk dan buang secara bersamaan menjadi lebih lama pula.
Saat di putaran rendah, kondisi ini kurang menguntungkan.
Pasalnya, bensin yang masuk dapat langsung terbuang ke exhaust manifold.
Baca Juga: Tips Bagi yang Ingin Memasang Setir Copotan di Mobilnya
Nah, adanya bensin yang tidak terbakar membuat kadar emisi menjadi lebih tinggi.
3. Ganti Header Dan Pasang Knalpot Free Flow
Meningkatkan kemampuan mesin mengisap campuran bahan bakar ke ruang bakar, dapat diakali dengan mengadopsi saluran buang berhambatan rendah.
Sayangnya, efek negatif ini serupa dengan penggantian kem berdurasi besar.
Meski waktu overlap tidak bertambah lama, tapi lancarnya saluran buang membuat campuran bensin turut terbuang percuma.
Inilah yang membuat kadar emisi bisa menjadi tinggi.