Jip.co.id - Dalam modifikasi komputer mobil ada cara instan dengan mengganti ECU (Electronic Control unit) standar dengan ECU stand alone.
Bisa dikatakan seperti melakukan penggantian "otak" pada mobil Anda.
ECU aftermarket kelebihannya bisa diprogram atau di-tuning sesuai dengan kebutuhan atau ubahan yang dilakukan pada mesin.
ECU stand alone ini umumnya baru dipakai di mobil yang sudah banyak menjalani ubahan atau modifikasi mesin, jarang sekali dipakai di mobil standar.
Untuk mobil standar teknik remapping, rechipping, dan instalasi piggyback sudah mumpuni.
Baca Juga: Komponen yang Punya Peran Penting Agar AC Mobil Dingin Terus
Umumnya ECU aftermarket dibagi dalam dua jenis, yaitu close loop dan open loop.
Tipe cloose loop itu cara kerjanya mirip ECU standar, pengaturan yang bisa dilakukan tidak terlalu banyak, dan variasi penyetelannya terbatas.
Makanya tipe ini biasanya diaplikasikan untuk mobil modifikasi yang masih legal dipakai di jalan raya.
Tipe open loop memiliki pengaturan lebih advance dan mempunyai variasi setelan yang lebih banyak.
Tak heran, model ini banyak dipakai di mobil yang speknya khusus buat kompetisi (balap).
ECU aftermarket ini dibekali banyak fitur canggih.
Baca Juga: Modif Mitsubishi Pajero Sport Simpel tapi Tetap Terlihat Gahar
Contohnya fitur flat shift yang berguna menurunkan putaran mesin secara otomatis saaat pindah gigi dan barometric controller untuk analisa suhu dan kelembaban.
Ada juga fitur auto lock up untuk mengatur perpindahan gigi dan auto retard/knocking controller buat memundurkan waktu pengapian secara otomatis saat pakai bensin jelek.
Ini semua membuat harga ECU stand alone jauh lebih mahal dibanding piggyback.
ECU stand alone ditawarkan dengan harga Rp 15-40 juta.
Untuk pembuat ECU aftermarket contohnya adalah MoTeC, Haltech, AEM, dan HKS.