Jip.co.id - Sekarang ini pengereman dengan sistem hidraulis lebih mendominasi dibanding dengan sistem mekanik.
Selain melibatkan rangkaian perangkat seperti pedal rem, master rem dan sebagainya.
Rem hidraulis menggunakan media cairan untuk bekerja.
Cairan yang mengandung bahan dasar ethylene glycol ini bagaikan darah, yang harus dimampatkan melalui jaringan pipa dari master silinder atas menuju silinder bawah pada setiap roda.
Bahan baku ethylene glycol yang terkandung dalam brake fluid alias minyak rem menjadikannya tahan akan suhu rendah dan suhu tinggi.
Walau demikian, di beberapa kasus khususnya kendaraan balap atau performa tinggi, minyak rem ini masih harus didinginkan dengan menggunakan oil cooler.
Baca Juga: Kipas Pendingin Radiator Penting Buat Mobil, Jangan Sampai Rusak
Kembali ke minyak rem, proses pengereman yang terjadi menyebabkan interaksi antara cairan tersebut dengan semua peranti yang terdapat pada sistem konstruksi rem.
Proses kerja rem tersebut mengakibatkan keausan pada beberapa peranti.
Seal rem dan rumah silinder menjadi bagian yang paling mudah terkikis.
Sisa kikisan inipun kemudian bercampur dengan minyak rem.
Cairan yang semula bersihpun lambat laun menjadi kotor dan keruh karena proses itu.
Dengan cairan yang tak lagi bening, maka kinerja rem pun sedikit banyak akan turun.
Tidak menutup kemungkinan, karena residu tersebut terjadi penyumbatan pada jalur rem.
Singkatnya supaya kondisi pengereman tetap prima, minyak rem pun harus diganti secara berkala.