JIP - Sebulan lalu, ada penugasan dari atasan untuk memenuhi undangan meliput acara sebuah organisasi off-road di Bandung. Pada saat bersamaan, tiba-tiba BMW menawarkan test drive salah satu produk unik mereka, BMW xDrive 40e. Wah, bisa membereskan dua pekerjaan dalam sekali jalan. Tentu kami senang, karena lalu lintas Bandung saat itu memang tidak sepadat weekend biasanya. Dan jalur ke sana pun pas untuk merasakan bagaimana karakter sebuah kendaraan.
Yang bikin lebih istimewa, karena BMW X5 yang dipinjamkan adalah unit langka, yakni tipe hybrid plug-in. Disebut plug in, karena bisa dicharge via colokan listrik biasa, untuk menambah jarak tempuh, atau mengefisienkan kinerja mesin bensin. Kami sudah merasakan beberapa SUV BMW, dari X1, X3, X5d, hingga X6M yang paling bertenaga. Sehingga kami sudah bisa mengira-ngira seperti apa karakternya. Apakah dengan konsumsi bahan bakar irit, performanya bisa menyamai versi bensin?
Mesin bensin 4 silinder yang jadi penggerak utama berkapitas 2.000 cc, namun ditopang turbocharger sehingga mampu membangkitkan 242 dk dari 5.000 rpm. Torsinya hebat, 350 Nm dari 1.250 rpm, mirip karakter mesin diesel commonrail yang bertenaga di putaran rendah.
Sedangkan mesin listriknya bertenaga 111 dk pada 3.170 rpm, namun memberikan dorongan torsi 250 Nm dari 0 rpm, alias dari start! Namun bila bekerja bersama, dua penggerak itu menghasilkan 313 dk dan 450 Nm. Cukup untuk berakselerasi ke 100 kpj dalam 6,8 detik. Asyiknya, saat kami coba, konsumsi bensin berkisar di angka 6-7 liter per 100 km. Sangat efisien untuk SUV berbobot 2,3 ton.
Ada tiga mode mesin yang tersedia, Auto yang paling efisien, Max untuk mesin listrik saja, dan Save untuk memaksimalkan pengisian baterai motor listriknya. Motor listrik itu sendiri sanggup mendorong X5 ini hingga 120 kpj, dan menempuh hingga 30 km sebelum harus dicharge. Kami lebih banyak berkendara dalam mode Save dan Auto.
Pada mode Auto, mesin akan mati sendiri bila kecepatan rendah, atau saat diam di tempat terlalu lama. Mesin bensin akan hidup secara otomatis, dan tak akan terasa peralihannya dari mesin listrik. Sungguh halus, bila tak terbiasa, pasti gak akan sadar bila mesin bensin mati atau hidup tanpa melihat takometer.
Karena motor listriknya berada sebelum transmisi dan transfercase, bisa dipastikan X5 ini dapat diajak offroad hanya dengan motor elektriknya. Tapi tentu, kami tak mencobanya..he..he. SUV ini bukanlah mobil off-road sejati yang siap bermain lumpur atau hardcore. Lagipula, masa peminjaman tak memungkinkan kami membawanya bermain tanah yang serius.
Transmisinya sendiri adalah otomatis 8 speed Steptronic dengan penggerak all wheel drive xDrive yang cerdas.
Sistem motor elektriknya ditopang oleh baterai lithium-ion bertenaga 351 volt, dengan kapasitas energi 9.0 kWh. Baterai seberat 150an kg ini, juga mensuplai aki standarnya yang 12 volt. Sebagai Plug-In Hybrid, X5 ini dapat dicharge via kabel charger khusus, langsung ke colokan listrik rumah.
Dari data pabrik, waktu charging sekitar 4 jam bila menggunakan colokan listrik rumah, namun kami belum sempat menguji mekanisme ini lantaran sulit menemukan colokan listrik di tempat parkir yang kami gunakan. Toh, saat kami pakai, baterainya masih menyimpan listrik yang cukup untuk perjalanan kami. Apalagi sebagai plug in, tak ada masalah bila baterainya habis, karena mobil masih bisa berjalan normal dengan mesin bensinnya.
Editor | : | inne |
KOMENTAR