JIP - Sedikit flashback seri 1 kejuaraan speed offroad IXOR yang digelar di sirkuit Banjarbaru,
Banjarmasin, Kalimantan Selatan beberapa waktu silam.
UTV Polaris dari tim RAM NAVSAT milik H. Toni yang kami gunakan untuk berkompetisi di kelas G1.1
saat itu masih menggunakan ban tipe MT. Dimana kendala licin dan terkadang hilang traksi menjadi persoalan.
Seri 2 IXOR 20-21 Mei 2017 yang berlangsung di sirkuit Paramount BSD,
Tangerang beberapa waktu lalu, Saya kembali mendapat kesempatan menjadi
navigator Ridha Giwangkara untuk berkompetisi di kelas G1.1
dengan UTV Polaris yang sama kami gunakan seri 1 sebelumnya.
Tapi kali ini, satu set ban tipe AT sudah dipersiapkan oleh Abah Iman Volcano yang
didaulat untuk mempersiapkan kendaraan speed offroad tim RAM NAVSAT ini.
“Nanti cobain saat shakedown, pasti lebih enak dari sebelumnya,” ujarnya.
Selain perubahan tipe ban, kali ini kepala silinder sempat dioprek sedikit sebelum event.
“Maklum, sebelum seri 1 IXOR kemarin, sudah setahun lebih UTV itu nganggur…
sekalian pengecekan lah,” ujar H. Toni.
Sangat terasa perbedaan di UTV tunggangan kami kali ini,
kecepatan maksimum yang diraih bisa lebih kencang dari seri sebelumnya dan tarikan awalnya terasa lebih ringan.
Kendala yang kami rasakan hanya lebih rendahnya ground clearance.
Beberapa kali dek kolong UTV menghantam tanah.
Itupun jika posisi mendarat terlampau menukik.
Ridha pun mengatasinya dengan tetap menekan pedal gas dari awal landasan jumping hingga mendarat,
UTV pun bisa landing dengan rata. “Asalkan nggak ngurangin gas, UTV tidak akan menukik,”
jelas Ridha sesaat setelah rampung sesi shakedown.
Balap kali ini Ridha request untuk dibuatkan pace note yang lebih detail.
Target untuk memperoleh hasil yang lebih baik dari seri sebelumnya memaksa
Saya untuk membuat pace note yang lebih njlimet dari biasanya.
Dan benar saja, mulai awal start hingga finish, pace note yang Saya bacakan tidak ada jeda.
Terkadang, baru selesai membacakan arahan untuk satu titik, sudah harus membacakan arahan untuk titik selanjutnya.
Dengan kondisi lintasan yang masih agak becek di beberapa titik,
waktu tempuh 03.54.359 berhasil kami raih di SS 1 dan berada di posisi ke-2 sementara di kelas.
Lanjut SS 2, kondisi lintasan lebih kering, UTV kembali dipush oleh Ridha dengan mengoreksi titik belok
dan pengereman di beberapa tikungan. Lumayan membuahkan hasil dengan perolehan waktu 03.50.143,
walaupun harus melorot ke urutan 3 karena Wahyu Lamban Jatmiko yang memperkuat tim Astri Mining,
lebih cepat dari perolehan waktu kami di SS 2. Perubahan pada pemakaian ban tipe AT terbukti berhasil
meningkatkan performa UTV yang kami gunakan pada saat kondisi lintasan kering.
SS 3 keesokan harinya, urutan start dibagi berdasarkan yang tercepat di kelasnya.
Kami pun kembali head to head dengan Wahyu Lamban Jatmiko yang kali ini dinavigatori oleh Lody Natasha.
Menjadi seru karena perolehan total waktu kami tidak terpaut jauh,
spesifikasi UTV Polaris yang digunakan juga hampir sama,
apalagi Ridha Giwangkara dan Wahyu Lamban Jatmiko
merupakan rekan 1 tim di CBM Batulicin untuk kompetisi offroad team.
Nasib nahas ketika Wahyu harus terhenti di tengah lintasan akibat pecahnya salah satu pulley di sektor CVTnya.
Kami pun berhasil mencatat waktu 03.49.788 di SS 3.
Menjelang SS 4 pun Saya dan Ridha mulai berhitung.
Di atas kertas, total perolehan waktu kami kalah 7 detik dengan posisi ke 1,
dan lebih cepat 6 detik dari posisi 3 dibawah kami. Sehingga SS 4
pun kami putuskan untuk bermain aman dengan target finish.
Karena sudah tidak mungkin untuk mengejar ketinggalan 7 detik dengan H.
Amun dari tim 7 Saudara-Bank BJB-Bla Bla Bla yang berada di posisi pertama.
Rampung SS 4, akhirnya kami berhasil mencatat waktu 03.49.690 dan podium juara 2 berhasil kami raih.
Editor | : | inne |
KOMENTAR