Sehingga, apabila memasang kros join baru, tetap oblak. Dan bila tetap dipasang, maka kopel akan getar,” sambung Aji.
“Akibatnya bisa lebih buruk lagi. Karenakan terdapat celah pada lubang kros join, maka saat terjadi hentakan pada kopel,
kros join berpeluang patah, atau bearing bambunya berantakan,” ujar pebengkel yang banyak menyermati perihal kaki-kaki ini.
Cara ekonomis untuk dapat mempergunakan yok yang kondisinya sudah tidak prima lagi adalah dengan pengelasan antara kros join dengan yok.
Tentu tidak asal-asalan, namun dengan ‘menitik’ rumah yok dengan selongsong kros join,
supaya selongsongnya tidak bergerak (oblak). Tipe las yang digunakan adalah MIG atau las listrik biasa.
“Tujuan kita mengelas hanya untuk membuat selongsong kros joinnya tidak bergerak.
Kondisi ini sama dengan yok dalam kondisi sempurna, dimana spi kros join hanya bertugas untuk menjaga selongsong kros join tetap diam pada tempatnya,” imbuh Aji.
Aji juga mengingatkan, bahwa pemasangan kros joint pada yok yang sudah tak lagi sempurna itu harus benar-benar lurus dan sejajar.
Penggunaan las pada yok tentu akan menimbulkan permasalahan tersendiri pada saat penggantian kros join.
Untuk melepas kros join dari tempatnya, harus terlebih dulu melepas titik lasnya.
Caranya dengan mengerinda titik las tersebut hingga benar-benar lepas, dan tidak lagi memegangi selongsong kros joinnya. Suryo Sudjatmiko
Editor | : | inne |
KOMENTAR