JIP - Freelock hub bertugas menghubungkan dan memutuskan koneksi antara drivetrain ke roda depan pada jip 4x4.
Sehingga pada posisi 4x2, as roda depan dan juga kopel (depan) tidak ikut berputar. Dengan begitu, mesin lebih efisien pada mode 4x2,
lantaran mesin tidak ikut menggerakkan roda depan.
Semula freelock hub diaktifkan atau dinon-aktifkan secara manual. Namun proses tersebut dirasa merepotkan,
lantaran pengguna harus turun dari kendaraan dan memutar tuas, maka muncul inovasi yang menawarkan proses koneksi/diskonek yang lebih praktis.
Itulah freelock hub pneumatic alias freelock hub yang diaktifkan via tekanan udara.
”Proses manual yang biasanya melibatkan olah tangan diganti dengan perangkat yang menggunakan tekanan udara,”
tutur Agus Rianto dari Agung Motor, Pondok Kelapa Jakarta Timur.
”Dalam proses tersebut, free lock hub pneumetic melibatkan beberapa komponen penting, yaitu sakelar,
silenoid, tabung resevoir udara, slang dan seal khusus, tentu tidak ketinggalan perangkat autolock,”
jelas pria yang banyak bergumul dengan KIA Sportage 4x4 ini.
”Setiap peranti tersebut memiliki peran sendiri-sendiri, di mana satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.
Apabila salah satu peranti tersebut mengalami kerusakan, maka proses penguncian pun gagal,” imbuhnya.
Sakelar pada tuas transfercase menjadi peranti pertama yang mengawali proses.
Sakelar akan beroperasi secara otomatis apabila tuas diposisikan pada 4H ataupun 4L.
Sakelar mengirimkan sinyal arus listrik untuk mengaktifkan silenoid, sehingga katup silenoid terbuka dan menimbulkan kevakuman (akibat mesin hidup).
Efek vakum mendesak perangkat pada ujung freelock hub bergerak maju, untuk mengunci.
Sedangkan resevoir berfungsi untuk membuat kondisi vakum lebih kuat dan stabil.
”Semua proses tersebut terjadi pada saat mesin hidup. Udara yang diambil dari intake akan memberi tekanan terus-menerus sehingga freelock terkunci,” terang Agus.
”Maka jika mesin kendaraan tersebut dimatikan, maka otomatis akan disconnect walau posisi tuas pada 4x4,” imbuhnya.
”Dan bila mesin kembali dihidupkan, secara otomatis freelock akan tersambung kembali,” jelasnya.
Walau menawarkan kemudahan dalam pengoperasian, namun sistem ini lebih riskan gagal dibandingkan versi full mekanikal.
Semakin banyak peranti yang terlibat, maka semakin besar pula peluang terjadi kegagalan.
”Semua peranti berpeluang rusak dan menggagalkan proses penguncian.
Mulai dari sakelar, silenoid, kebocoran pada selang, kotor pada unit autolock dan beberapa kemungkinan lain.
Singkatnya, karena melibatkan sistem kelistrikan, kebocoran udara dan juga seal menjadi isu yang harus diperhatikan.
Kondisi prima dari masing-masing piranti terkait harus diperhatikan,” tutupnya.
Thanks to:
Agung Motor
Jl. H Naman , Transito no 92, Pondok Kelapa Jakarta-Timur
Telp : 08567473433
Editor | : | inne |
KOMENTAR