JIP - Selain Dakar, reli jarak jauh atau yang biasa dikenal dikenal dengan rally raid, masih menyimpan satu event yang tak kalah ganasnya.
Jika dahulu Dakar identik dengan ganasnya reli padang pasir di Afrika, lalu pindah ke pegunungan Amerika selatan,
namun rally raid satu ini memiliki latar belakang dan lokasi penyelenggara yang unik. Namanya adalah Silk Way Rally.
Begitu menantang, lantaran membelah daratan dari utara hingga ke timur dan melewati dua benua, Eropa dan Asia.
Silk Way Rally diselenggarakan pertama kali pada 2009, sebagai salah satu bagian dari event Dakar Series,
lataran sebagai event pemanasan sebelum berlaga di reli Dakar. Dari namanya, terselip penggalan sejarah,
lantaran Silk Way Rally diadakan untuk memperingati jalur perdagangan tertua di dunia, jalur sutera.
Di event pertamanaya tersebut, Silk Way Rally berlangsung dari Kazan, Rusia dan finis di Ashgabat,
Turkmenistan. Namun sejak tahun lalu, Tiongkok secara resmi menjadi bagian dari Silk Way Rally dengan mempersiapkan ibukotanya,
Beijing sebagai tempat finish Silk Way Rally 2016.
Untuk 2017, Silk Way Rally akan menempuh tiga negara. Start di Moskow, Rusia, peserta akan melewati Astana, ibukota Kazahstan hingga finish di Xi’an, China.
Total jarak yang harus ditempuh peserta juga tidak main-main, yakni 9.600 km dengan 4.094 km diantaranya merupakan Special Stage.
Medan yang dilaluinya juga ekstrim, lantaran kombinasi dari medan lumpur Rusia yang kejam,
hingga padang pasir pinggiran Kazakhstan yang sangat menguras daya tahan pereli dan mobilnya.
Total sebanyak 385 kendaraan dari 35 negara turut berpartisipasi di Silk Way Rally 2017.
Berbeda dengan Dakar, Silk Way Rally hanya melombakan dua kategori, yakni mobil dan truk.
Namun kabarnya, penyelenggara sedang mempertimbangkan untuk membuka kategori motor tahun depan.
Seperti yang telah disinggung di atas, Silk Way Rally memberikan tantangan yang lengkap, mulai dari medan lumpur, gurun hingga kombinasi gravel dan aspal.
Kombinasi medan yang rumit tersebut benar-benar menyulitkan pereli.
Bahkan para kampiun padang pasir pun sempat tak berkutik akibat kecelakaan atau masalah yang dialami mobil.
Sebastian Loeb misalnya, yang harus takluk lantaran kerusakan parah pada suspensi peugeot 3008DKR andalannya setelah kecelakaan di stage 9.
Keluarnya Loeb dari kompetisi cukup mengagetkan semua pihak, lantaran pereli Prancis ini begitu mendominasi di stage-stage awal Silk Way Rally 2017.
Sementara Stephane Peterhansel sempat kehilangan waktu signifikan lantaran kerusakan mesin Peugeot 3008DKR di stage 6.
Bahkan masih di wilayah Rusia, pertarungan melelahkan dialami peserta melewati kubangan lumpur yang luas.
Bahkan pereli asal Rusia, Ayrat Mardeev begitu frustasi dalam menghadapi kubangan lumpur yang menghambat laju truk Kamaz bertenaga 980 hp.
“Lumpur Rusia memang sangat mematikan. Kami harus berusaha agar truk tak kehilangan kendali di lumpur yang menyebabkan kerusakan lebih parah,”
ujar pereli kelahiran Naberezhnye Chelny, Rusia.
Di kategori truk, Kamaz mendapatkan perlawanan sengit dari Iveco dengan generasi terbarunya, Powerstar.
Pereli asal Belanda ini sukses menguntik Ayrat dengan Iveco. Sementara tim pabrikan truk asal Ceko,
Tatra dinilai kerap bermain aman dengan tak terlalu memeras performanya.
Sementara di kelas mobil, Peugeot 3008DKR mendapatkan perlawanan sengit dari MINI X-raid Team.
Pereli asal Amerika, Bryce Menzies dan punggawa reli Arab Saudi, Yazeed Al Rajhi kerap menempel ketat trio Peugeot, Sebastian Loeb,
Stephane Peterhansel dan Cyril Despres.
Silk Way Rally sendiri bukanlah hal yang asing bagi Al Rajhi. Tahun lalu, Al Rajhi berhasil menjadi terdepan di dua stage.
Sementara bagi Menzies, inilah kali pertamanya ikut bertarung di Silk Way Rally dan berhasil menjadi yang tercepat di stage 7.
Namun hasil akhirnyalah yang berbicara, Cyril Despres berhasil menjadi kampiun Silk Way Rally 2017 untuk kelas mobil.
Sementara Ayrat Mardeev berhasil mempertahankan gelar juaranya dengan Kamaz.
Dan peserta pun disambut oleh salah satu kota tertua di Tiongkok, Xi’an yang sempat menjadi salah satu pusat perdagangan dari
Tiongkok ke Eropa beberapa abad lalu. Pratomo FJ
Kiprah mobil reli Tiongkok
SANG KUDA HITAM
Selain kebengisan mobil reli Eropa dan ketangguhan truk Rusia, Silk Way Rally 2017 juga menyimpan kuda hitam yang tak kalah seru untuk disimak.
Adalah kehadiran dua tim pabrikan mobil reli buatan Tiongkok yang turut memanas suhu kompetisi.
Pertama adalah Geely Boyue Hanwei SMG Team yang dikendarai juara reli Tiongkok, Han Wei.
Tahun ini, Han Wei mengendarai mobil buggy yang dibangun dari platform Geely Boyue.
Tim kuda hitam kedua adalah Baicmotor Racing Team Prototypes.
Produsen mobil asal Tiongkok yang terkenal dengan reputasi copy-cat Jeep ini rupanya begitu serius mengembangkan daya tahan produk terbarunya.
Salah satunya, dengan menggunakan mobil prototipe, Baic V8 Proto yang dikendarai duet pereli asal Prancis, Pascal Thomasse dan Christian Lavieille.
Editor | : | inne |
KOMENTAR