“Tidak jauh dari mulut trek, kita sudah ketemu handicap tanjakan.
Dengan permukaan berundak seperti tangga. Kalau mau digeber sih mobil bisa naik, tapi riskan as roda,” ucap Bimo peserta dari Balikpapan, Kaltim.
Dikasih jeda sebentar, tanjakan terjal dan turunan curam sudah menyambut kembali.
Namun, tidak terlalu susah melewatinya. Ketemu tanjakan tangga kedua, semakin susah dilewati karena anak tangga semakin terjal.
“Sebenarnya kalau pakai winch cenderung aman, karena ban masih dapat traksi,” ucap Firdaus off-roader senior dari Bandung.
Trek dengan jarak 7 kilometer ini, ternyata bukan hanya handicap trek saja yang perlu kita waspadai.
“Daerah ini suka dijadikan berburu babi, jadi di sekitarnya banyak jebakan lubang sedalam dua meter,” terang warga sekitar yang melintas.
Salah satu puncak handicap, adalah turunan terjal sejauh 20 meter dengan sudut kemiringan sekitar 70 derajat.
“Ini handicap mahal nih, butuh modal sekitar 20 juta buat lewat, he he he,” cengir Jiril off-roader yang biasa turun di kompetisi off-road.
“Karena paling tidak kita kudu punya winch belakang, tali plasma, dan strap panjang 2 unit. Kalau ditotal sekitaran 20 juta bukan?” tambahnya.
Sedangkan Track B, dengan jarak 9 kilometer tentu jarak antara handicap pun berjauhan.
“Disini kami bisa puas injek gas, karena jarak antara handicap cukup jauh. Sebenarnya banyak tanjakan dan turunan curam,
berhubung tidak turun hujan banyak yang bisa dilewati tanpa winch,” ucap Taufan S peserta dari Bandung.
Sayangnya saat event sedang berlangsung, cuaca di daerah Sukamantri ini sedang jarang diguyur hujan.
“Padahal waktu survey hujan turun setiap hari, dan deras. Begitu kering trek jadi gampang dilewati,” celetuk Ziad.
Handicap berat yang dihadapi peserta hanya tanjakan terjal, yang diberi nama tanjakan angin. Dan tanjakan dengan dasar batu yang besar-besar.
Trek ketiga disebut Track C, lokasinya paling dekat dengan basecamp. Trek ini punya jarak paling dekat, yaitu 5 kilometer.
Tapi handicap yang disajikan benar-benar padat tanpa basa basi.
“Selama event kita selalu dikasih tanjakan menghadap langit dan turunan menghadap bumi.
Dan tidak sampi disitu saja, sekarang ini kita melewati turunan tricky. Karena sudah turunnya harus ditahan winch,
juga berbelok sehingga kita juga harus menggunakan winch depan untuk mengharahkan kepala mobil agar bisa belok,”
ucap H. Irawan Sidiq off-roader senior dari Bandung.
“Pokoknya trek kali ini sangat keren dan variatif. Jalurnya baru semua, handicap pun sangat menantang.
Tidak tanggung-tanggung, disini bukan skill off-road saja yang diuji, tapi bagaimana kita menguasai teknik recovery juga dipertaruhkan,”
jelas Opa Carolies sebagai Leader di Group A. Rindra P / Bimo SS
Editor | : | inne |
KOMENTAR