JIP.CO.ID - Tabiatnya membuat Atuy sempat tersungkur di garis finish dengan kerusakan yang cukup serius.
Kini telah dibangkitkan kembali dan kami beruntung dapat mengenal dari dekat salah satu monster tubular beringas penghuni kelas G5.4.
Saya memiliki kenangan yang tak terlupakan dengan monster tubular andalan H. Fathurrahman ini.
Kenangan tersebut terjadi di seri 3 IXOR 2017 di sirkuit Paramount lalu.
Tak terbersit firasat sekalipun bahwa saya akan menyaksikan moment ketika monster tubular milik Atuy, panggilan akrabnya, terlibat kecelakaan hingga hancur total.
(BACA JUGA: Kamera 360 GoPro Fusion, Dokumentasi Keren Saat Off-Road)
Saat itu, H. Atuy sedang terlibat perburuan posisi ketiga di kelas G5.4 atau 8 silinder pro.
Selisih waktu tiga detik, membuat H. Atuy bermain all out dengan memacu jip tubularnya layaknya dalam mode full throttle.
Raungan mesin 8 silinder begitu jelas terdengar dengan disambut kepulan debu tebal.
Namun tikungan terakhir menjelang jumpingan finish, pantat monster tubular milik pria asal Batulicin, Kalimantan Selatan ini membentur berm (pembatas lintasan) dan terguling beberapa kali pas di garis finish.
Pengalaman mengerikan tersebut terekam jelas dibenak saya dan berhasil diabadikan meski dengan menggunakan kamera bawaan ponsel.
(BACA JUGA: Musuh Terbesar Minyak Rem Di Mobil, Waspada Ya)
Jarak saya saat itu cukup dekat, mungkin hanya sekitar 10-15 meter dari lokasi terbaliknya monster tubular Atuy.
Karena sangat dekatnya, sesaat sebelum terbalik, saya sempat mendengar gemuruh benturan saat pantat jip tubular menghantam berm yang lantas diikuti dengan suara hantaman dan suara besi saling beradu.
Sesaat kemudian jip tubular Atuy sudah tergeletak di pinggir lintasan.
Beruntungnya Atuy dan navigatornya Indra Artanto tak mengalami cedera serius dan bisa langsung keluar dari kendaraan.
Posisi saya yang terlalu dekat dengan lokasi kecelakaan, membuat Bimo SS, fotografer JIP khawatir dengan kondisi saya.
(BACA JUGA: Ini Harga Head Lamp Honda CR-V Gen-3, Biar Seger Lagi)
Memang, dari sudut pandang Bimo saat itu, seolah-olah saya nyaris tertimpa jip tubular yang terbalik sambil menuruni jumpingan di garis finish.
Dari sekelumit cerita diatas, dapat dilukiskan bahwa selain desain treknya yang tricky, performa jip tubular besutan Atuy memiliki performa yang beringas.
Tak mudah memang untuk menjinakkan monster tubular yang sudah mengaplikasi ‘jantung’ mekanis 8 silinder yang konon memiliki tenaga menyentuh angkay di atas 1.000 hp!.
Atuy pun merasakan hal tersebut dan harus membayarnya dengan sangat mahal.
Atuy sendiri merupakan pembalap yang cukup bertalenta.
(BACA JUGA: Musuh Terbesar Minyak Rem Di Mobil, Waspada Ya)
Berawal dari turun di kelas UTV standar, Atuy secara perlahan namun pasti naik kelas ke kelas UTV FFA dalam waktu singkat.
Kelas puncak pun dapat diraihnya tanpa ada halangan berarti, meski harus bertarung dengan pembalap yang lebih senior.
Hingga akhirnya Atuy memutuskan untuk memberikan perlawanan terbaiknya dengan jip tubular bermesin V8 dari keluarga GM LS3.
Dan tampaknya, kecelakaan seri 3 lalu turut mengasah skill Atuy dalam menjinakkan jip tubular bermesin V8 LS3 yang disalurkan transmisi Powerglide dengan 2 percepatan.
Namun memang perlu mental baja untuk menaklukan monster tubular yang memiliki tabiat buas tersebut.
(BACA JUGA: Sejarah Suzuki Jimny Generasi II, Penggemar SJ410 Dan SJ413 Masuk)
Kecelakaan di seri ketiga IXOR 2017 seakan tak membuat Atuy gempar.
Bagian kaki-kaki menjadi fokus ubahan dan mendapatkan revisi agar lebih stabil saat bermanuver tajam.
Arm suspensi misalnya, kini diperpanjang agar lebih stabil saat menikung.
Namun coilover FOX yang dipadu per Eibach dirasa masih menjadi racikan yang pas.
Begitu pula dengan steering system lengkap dengan power steering yang masih dipercaya menggunakan Howe Performance, hanya saja rasio putaran setir kembali disesuaikan demi mendapatkan respon kemudi yang semakin akurat.
(BACA JUGA: On-demand coupling (All About AWD #5))
Meski belum mendapatkan poin maksimal di IXOR musim 2017, namun sosok monster tubular Atuy tetap memiliki pesona magisnya.
Tetap beringas hingga di penghujung musim IXOR 2017.
Editor | : | Indra Aditya |
KOMENTAR