JIP.CO.ID - Buat Erwin M. Yoga, mengemudikan mobil speed off-road, sama dengan menunggang kuda.
“Karena kuda dan mobil hampir sama, kita harus tahu dulu karakter dan maunya tunggangan kita itu seperti apa,” ucap Erwin yang punya aktivitas berkuda selain off-road.
“Berkuda sama balap itu hampir sama, selain harus kenal karakter tunggangan. Kita juga harus sabar dan konsentrasi, untuk mencapai hasil maksimal. Tidak bisa instan,” tutur Erwin.
Kembali pada cerita CJ-7 Erwin, awalnya, mobil ini kerap digunakan untuk mengantarkan beraktivitas.
Dan sempat didiamkan karena jarang dipakai, dari situ Erwin memasukkan mobilnya ke bengkel.
(BACA JUGA: Mesin Diesel Zaman Now, Minta Pakai Oli Yang Seperti Ini)
“Niatnya sih, mau bikin si CJ-7 enak lagi dipakai harian,” celetuknya.
Kenyataan berbeda, Erwin justru terjerumus ke balap speed off-road.
Karena sudah 8 tahun jadi atlet berkuda, Erwin butuh refreshing, cari olah raga baru. Dan, balap speed off-road inilah yang dilirik oleh pria ini.
“Ya, sepertinya kedua olah raga ini hampir serupa, jadi rasanya boleh dicoba,” ujar pria yang sebelumnya juga menekuni hobi otomotif roda dua.
“Namanya buat cari hobi baru, jadi niatnya tidak mau jor-joran di awal,” niat pria yang akrab disapa Kang Erwin.
(BACA JUGA: Jurus Untuk Meminang Si ‘Badak’ Ford Everest Bekas)
Baru turun pertama kali, rupanya Kang Erwin sudah bersaing ketat dikelas G4.3 dengan para pembalap yang lebih senior.
Jeep CJ-7 ini seolah sudah melekat dengan kang Erwin di balap speed off-road.
Karena pernah mencoba satu seri pakai Cherokee, tapi selalu bermasalah dan jarang finish.
Rasanya CJ-7 sudah jadi Kuda Besi yang cocok buat Erwin di speed off-road.
Walau mobil balap, tampilan wajah CJ-7 tetap harus manis dilihat.
(BACA JUGA: Sejarah Suzuki Jimny LWB Di Dunia)
Salah satu caranya dengan memasangkan lampu utama lansiran JW Speaker.
Agar beban di kaki lebih ringan, digunakan pelek lansiran Speedline Corse ukuran 15 inci.
Melihat karakter sirkuit speed off-road yang sudah halus, maka ban pun pakai jenis all terrain keluaran GT Radial Savero A/T.
Bodi CJ yang tadinya utuh karena kendaraan harian pun harus korban beberapa bagian dipotong dan ganti pakai bahan fiber.
Mesin bawaan CJ-7 dirasa sudah tidak kompetitif untuk balap.
(BACA JUGA: Galeri Foto Jimny Hasil Modif Juragan Bumper)
Agar lebih maksimal dibesut di sirkuit off-road, Erwin mengadopsi mesin milik Jeep Cherokee Country.
Namun, teknologi mesin dikembalikan jadi tua, dengan mengganti sistem asupan bahan bakar injeksi jadi karburator.
Agar tenaga melonjak, kapasitas mesin ditingkatkan jadi 4.600 cc.
Pengapian dan camshaft juga sudah pakai performance part, yang dioprek di bengkel HDT Motorsport di Bandung.
Girboks menggunakan transmisi manual milik Jeep Cherokee Xj, namun sudah disesuaikan untuk kebutuhan balap.
(BACA JUGA: 5 Kumpulan Modifikasi Tuner Dunia Minggu Ini Versi JIP.CO.ID)
Dengan cara merubah rasio gigi jadi lebih rapat, agar tidak ada kendala tenaga mesin drop akibat perubahan rasio gigi yang jauh.
Untuk meredam bantingan mobil di sirkuit, dipasangkan shockbreaker bypass lansiran Profender ukuran 14 inci depan dan 16 inci belakang.
Gardan Cherokee dicomot agar konstruksi kaki lebih mendukung dibuat untuk balap off-road.
Rumah gardan sudah di reinforced agar tahan saat dipakai terbang.
Isi dalam gardan dipasangkan Detroit Locker di belakang dan Truetrac Locker di bagian depan.
(BACA JUGA: Kiprah Jimny LWB Di Indonesia, Kaya Dongeng Cinderalla)
Suspensi dengan konstruksi per daun masih digunakan.
Namun per asli sudah dipensiunkan, gantinya menggunakan per Bonez-Eye YJ agar travel suspense lebih panjang dari standar.
Agar pedal gas, rem dan kopling lebih enak dipijak.
Dibuatkan pedal custom mengikuti model pedal boks yang sejajar antara pedal gas, rem, dan kopling.
Editor | : | Indra Aditya |
KOMENTAR