Bumbu penyedap pada si ‘Gado-Gado Racing’ ini ada di kaki-kaki.
Menurut Piuk, cukup banyak dirinya mengandalkan barang dari Toyota Hiace.
“Paling utama gardan, karena kuat dan lebarnya juga pas.Barangnya juga cukup mudah dicari,” ungkapnya.
Sementara itu, untuk kopel dari transfer case ke gardan sangat pendek.
“Nah, kalau yang itu custom. Karena tidak ada kopel sependek itu,” jelasnya.
Untuk memasang bumbu penyedap ini, Piuk menyerahkan ke Kariem, yang juga jadi navigatornya saat berlaga di ajang speed off-road grup G3.2.
Sampai pada titik ini, sudah dua nama yang disebut, yakni Suzuki dan Toyota, kemudian Haji Endang dan juga Kariem.
Diakui oleh pria yang pernah duduk di DPRD Kota Pagaralam ini, dirinya tak tahu pasti K24-nya secara detil.
“Yang pasti dapat dalam keadaan sehat dan tidak banyak oprek-oprek. Tinggal pasang ke ruang mesin,” sebut pria asli Sumsel tersebut.
(Baca Juga : Yuk, Kilas Balik Tentang Suzuki Grand Vitara Selama Ada di Indonesia)
Pengerjaan mesin diserahkan ke Kariem.
Diracik sedemikian rupa supaya ‘bergabung’ bersama dengan transmisi punya Toyota Crown serta transfer case milik Jeep Cherokee.
Pekerjaan tersebut tak bisa dibilang ringan, karena harus dipastikan semua bergerak dengan baik.
Pemilik bengkel Amphibia Motorsport di Pondok Gede, Jaktim ini bertugas untuk menghidupkan dan tuning mesin.
Percuma semua terangkai dengan baik kalau tak bisa hidup.
DATA MODIFIKASI
Mesin & Transmisi :
Dapur pacu Honda K24, ECU standar, gardan Toyota Hiace, transmisi Toyota Crown, transfer case Jeep Cherokee, kopel custom
Suspensi & Casis :
Coil over Bypass King Shock, casis tubular, bodi plat dan custom.
Plus : Mobil terlihat rapi dan simple
Minus : Modifikasi belum membuahkan hasil maksimal
Editor | : | Nabiel Giebran El Rizani |
KOMENTAR