Jip.co.id-Jenis diferensial pada penggerak AWD menggunakan limited-slip center differential yang diletakkan di transfer case.
Jika keadaan normal, maka tenaga mesin disalurkan ke roda depan dan belakang (permanent torque split).
Namun, jika pada situasi tertentu seperti ketika ban belakang selip misalnya, maka limited-slip akan mengunci demi mendistribusikan tenaga lebih besar ke ban depan.
Tipe limited-slip center differential sendiri memiliki dua varian, yakni: Viscous Center Differential dan Helical Center/Torsen Differential.
Cara kerja sistem Viscous Center Differential ini menggunakan tekanan fluida pada kopling yang diletakkan di antara as kopel depan dan belakang.
(Baca Juga: Udah Pada Tahu Belum Mengenai Open Differential yang Dipakai SUV?)
Jika ban belakang selip, maka putaran as kopel yang lebih cepat akan “dikunci” oleh tekanan fluida, selanjutnya tekanan fluida tersebut diteruskan untuk memutar as kopel belakang.
Kelebihan sistem ini lebih murah, simpel dan mudah perawatannya.
Namun, kelemahannya ban harus selip terlebih dahulu agar deferensial dapat terkunci.
Contoh mobil yang mengadopsi adalah Subaru XV atau Crosstrek
Cara kerja sistem Helical Center/Torsen Differential ini lebih kompleks karena melibatkan susunan planetary gear yang dihubungkan dengan sebuah per torsi helical.
(Baca Juga: Udah Pada Tahu Belum, Fungsi Lock Differential di Mobil 4x4 Untuk Apa?)
Per torsi ini akan bekerja jika menerima beban puntir dari putaran ban misalnya dari roda belakang untuk selanjutnya di teruskan lewat planetary gear ke roda depan ketika mobil membutuhkan traksi pada roda depan.
Keunggulannya lebih halus ketika mengunci, tapi kekuatan mengunci akan bergantung pada per torsi helical sehingga tak bisa seketika.
Mobil yang memakai sistem ini Range Rover Sport dan Audi Q5/Q7.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR