Jip.co.id - Hingga detik ini, rem teromol masih banyak dipergunakan.
Kendati pada beberapa kendaraan perannya telah diserobot oleh rem cakram, tetap saja tidak sedikit kendaraan produksi terbaru masih mengandalkannya.
Sederhana, efektif dan relatif lebih murah dari jenis cakram, menjadi alasan eksistensi rem yang dipatenkan oleh Louis Renault ini.
Namun rem teromol memiliki kekurangan, salah satu yang paling mencolok adalah deposit kotoran yang sulit keluar dari dalam teromol.
Akibatnya, kinerja pengereman pun terganggu.
(Baca Juga: Harga Terkini SUV Keren Asal Korea, KIA Sportage Tahun 2014)
Apabila deposit yang disebabkan pengikisan brake shoe (kanvas rem) ini dibiarkan berlarut, akan berbahaya karena menyebabkan respons rem menjadi berkurang.
Sebenarnya membersihkan rem teromol secara berkala itu perlu dilakukan.
Jika kendaraan dipergunakan rutin setiap hari, sebaiknya maksimal setiap 6 bulan harus dibersihkan.
Bila teromolnya sudah cacat terkikis oleh gesekan kanvas rem, biasanya pijakan pedal rem tak lagi normal.
Menipisnya kanvas rem berpadu dengan teromol yang sudah aus, akan membebani piston pada master rem lebih dari biasanya, sehingga tak jarang minyak rem dapat keluar dari seal silindernya.
Ini salah satu sebab rem teromol menjadi basah.
Editor | : | Nabiel Giebran El Rizani |
KOMENTAR