Jip.co.id - Satu alasan menarik yang langsung meluncur dari mulut Koesprijantono tentang kegandrungannya pada Jimny bersasis panjang, adalah kegemarannya pada dunia memancing.
“Karena harus membawa joran (alat pancing) yang relatif panjang, yang paling pas adalah Jimny long wheelbase,” papar pria yang akrab disapa Koes ini.
Seperti Jimny SJ410 LWB 1985 ini yang mengalami transformasi paling banyak, dan menjadi eksploitasi imajinasi Jimny idaman.
“Awalnya ini adalah sebuah Jimny 5 pintu dalam kondisi menyedihkan. Karena kondisi bodinya banyak digerogoti karat dan bobotnya yang berat, maka saya ubah menjadi Jimny 2 pintu,”
“Bodi ubahan mencontoh Caribian tanpa dilengkapi bangku belakang. Sehingga joran model apapun bisa masuk ke dalam kabin,” kekehnya.
Baca Juga: Tips Memilih dan Memasang Winch di Mobil buat Off-road
“Atap fiberglass menjadi pilihan, karena dapat menyimpan alat-alat pancing dengan perasaan lebih tenang dibandingkan menggunakan atap softop,” ungkapnya dengan nada serius.
Atap fiberglass menjadi bagian yang menarik perhatian. Sebenarnya atap ini merupakan adopsi dari atap milik Jimny Sierra, yang dipanjangkan dan disesuaikan dengan kondisi rombakan bodi sang Jimny.
Engsel kaca belakang juga dimodifikasi seperi milik Jeep dan diberi wiper.
Sentuhan Koes pun kemudian melebar pada penggantian mesin.
“Saya ingin mesin yang lebih bertenaga dibandingkan asli Jimny yang hanya mengandalkan mesin 1000 cc saja,” ujarnya.
Alhasil, seonggok mesin G16A milik Suzuki Vitara pun kemudian dijejalkan. Transmisi ikut dipasang milik Suzuki Futura 5 speed.
Setelah permasalahan mesin rampung, Koes pun melebarkan modifikasi pada sektor kaki-kaki.
“Tujuannya adalah mendapatkan bantingan suspensi yang lebih lembut dan nyaman dibanding bawaan asli,” cerocos Koes. Bahkan oprekan suspensi ini terasa sedikit overdosis dengan hadirnya sokbreker advance.
“Tentang sokbreker tersebut, sebenarnya karena saya penasaran dengan suspensi yang banyak dipakai untuk balap ini, walau sedikit menyita ruang pada bagian belakang, namun masih bisa ditolelir kok,” ujarnya.
Baca Juga: Cara Cuci Mesin Mobil Yang Benar, Biar Enggak Korsleting
Keinginannya lagi adalah mendapatkan gardan yang lebih lebar dibandingkan bawaan aslinya, dan tetap mengandalkan suspensi per daun.
Maka gardan JB31 pun dirasa paling pas. Namun pada perkembangannya, Koes menginginkan sistem suspensi per keong.
Berhubung unit JB31 sudah didapatkan, maka dimodifikasi dengan mengawinkan antara sistem suspensi JB31 dan arm suspensi coil spring milik JB32.
Editor | : | Nabiel Giebran El Rizani |
KOMENTAR