Jip.co.id - Sudah lama sekali Barry Kurniawan ingin punya Toyota FJ40 kanvas. Beberapa kali mengintip jip Toyota yang dijual ternyata tak ada yang sesuai dengan keinginannya. Rata-rata kondisinya jauh dari harapan.
Maklum mewarisi bengkel Taruna Jaya dari almarhum ayah-nya Umar Said yang memang khusus menangani jip-jip Toyota beraliran standar pabrikan, membuat Barry juga punya patokan sendiri dalam mencari tunggangan idamannya.
“Kalau mau enak cari bahan jip Toyota yang kondisinya lempeng alias masih oke. Biar tak capek waktu merestorasinya,” begitu saran Barry.
Baca Juga: Perhatikan Hal Ini Sebelum Mengemudikan Sebuah SUV
Membangun jip Toyota memang seperti menciptakan sebuah karya seni karena mesti dilakukan dengan sepenuh hati. Banyak sekali bagian bodi Toyota yang butuh perlakuan khusus.
Jika salah perlakuan bukan tidak mungkin hasil restorasi jauh dari harapan. Walaupun sekilas terlihat oke tapi kalau diperhatikan lebih teliti pasti ada kekurangan.
Ketika dikendarai pun pasti ada saja ketidak-nyamanan yang dialami. Baik soal handling, suspensi dan sebagainya. Sampai akhirnya, Barry memutuskan untuk membangun jip Toyota FJ40 1981 warisan ayahnya yang masih memakai hard-top. “Dari dulu aku memang suka jip Toyota kanvas. Maka biarpun hardtopnya masih bagus, aku rela dicopot dan tukar dengan kanvas,” ujar Barry.
Untuk mewujudkan keinginannya tentu lebih mudah karena Barry punya bengkel sendiri. Mekanik yang menemaninya pun masih sama ketika bengkel masih dinahkodai sang Ayah. Banyak yang bilang, jip kanvas itu tak nyaman dikendarai lantaran suaranya berisik dan panas.
Tapi ketika fotografer JIP naik di dalam kabin jip Toyota kanvas Barry untuk sesi pemotretan semua anggapan itu tak terbukti. “Duduk di jok samping driver nyaman banget.
AC-nya adem, suara kanvasnya tidak berisik, suspensinya empuk dan getaran mesin dieselnya juga tak terasa,” begitu cerita Bimo SS ketika melakukan pemotretan di Jogja.
Baca Juga: Harus Tahu, Ini Dia Manfaat Penting Kuras Oli Transmisi Matik
Mesin asli ditukar turbo diesel Toyota 1 KZ, Posisi pemasangan mesin pun dibuat sama persis ketika mesin 1 KZ ini berada di tempat asalnya.
Dasbor masih tetap orisinal. Tetapi ada yang unik, karena speedometer yang dipasang tetap milik bawaan mesin 1-KZ, sehingga indikator mesin pun tetap berfungsi sesuai keluaran pabrik. Lekukan speedometer di dasbor pun disesuaikan dengan speedometer yang lama.
Untuk steering pun semua bawaan pabrik sehingga tilt steering pun masih bisa berfungsi.
Bumper ala ARB ini bikinan sendiri, supaya winch Warn M8000 bisa terpasang dibalik bumper dan tak terlihat dari luar. Peranti ini menunjukkan meskipun lebih banyak mengaspal tapi jip ini siap untuk melibas trek off-road.
Tinggal tukar ban HT jadi MT maka siap untuk melumpur. Kanvas memakai bikinan Yaya Canvas di daerah Bandung, selain mampu memenuhi keinginan Barry mendapatkan jip Toyota kanvas idaman juga mampu meredam bunyi khas atap kanvas. Kuncinya ada pada rangka kanvas orisinal dan juga pembuatan kanvas yang tepat menyesuaikan bentuk rangka.
Dan salah satu kunci mengapa bantingan jip ini terasa lembut dan nyaman karena sokbreker, per, anting hingga bushing semua keluaran Old Man Emu. Termasuk juga dengan sokbreker stir.
Editor | : | Nabiel Giebran El Rizani |
KOMENTAR