Jip.co.id - “Ibaratnya harus siap ‘menderita’ pakai Land Rover. Kalau hujan bocor, kepanasan, rem seadanya, dan mesin seadanya.
Pakai Landy itu melatih kesabaran, karena kita harus terima segala macam kekurangannya”, canda Anto. Rada aneh memang kalau mendengar pendapatnya, karena Anto pengguna Land Rover cukup lama.
“Jadi kalau sudah bisa sabar, mau off-road di trek seberat apapun bakal tenang bukan?”. Oo, jadi ini toh alasannya.
Baca Juga: Tekanan Angin Ban Mobil yang Pas dan Juga Ideal
Saking cintanya dengan Landy, Anto sempat menjadi satu-satunya peserta Djarum Super Real Adventure Off-Road yang pertama kali ikutan menggunakan Landy series IIA keluaran tahun 1961 ini dengan mesin ori nya.
Dua tahun berlaga di kompetisi, Akhirnya Anto terpaksa istirahat setelah sasis si Kepiting bengkok, julukan buat si Landy.
Akhirnya Anto pun memutuskan untuk merubah konsepnya untuk kendaraan Off-Road ekspedisi.
Untuk kali ini Anto tidak ingin terlalu idealis, beberapa parts milik kendaraan Jepang pun dicangkokkan ke dalam tubuh si Kepiting ini. Di sektor mesin, Anto menukar mesin aslinya dengan mesin Diesel 4D34T milik Truk Mitsubishi Canter 3.900 cc dengan tenaga 165 dk dan torsi 365 Nm.
Transmisi tetap menggunakan bawaan mesin, dikawinkan dengan transfercase Landy LT230.
Bagian gardan dipilih milik Toyota seri 70 yang pastinya tidak dibiarkan standar. Pelek besi milik Toyota Bundera yang di custom beadlock supaya kuat menjepit ban Simex Extreme Trekker 35x10.5R16.
Bagian suspensi juga ikut disumbang dari Toyota. Link Arm milik VX80 dipasang untuk bagian depan dengan sokbreker coil over ProFender 12 inci.
Sedangkan belakang memakai sistem four link custom.
Baca Juga: Bahaya Ketika Rem Parkir Aktif Terlalu Lama
Akhirnya Landy Kepiting ini pun sekarang sudah berpindah tangan dan mengalami beberapa penyesuaian.
Seperti apa tampilannya sekarang? Bisa sobat JIP tonton review nya di JIPTV.
Editor | : | Nabiel Giebran El Rizani |
KOMENTAR