Jip.co.id - Hari gini rasanya mobil 4x4 dan SUV sudah sebagian besar menggunakan transmisi otomatis.
Tujuannya pastinya untuk kenyamanan dan kepraktisan pengemudi saat berkendara di segala jenis medan.
Namun, pemakaian transmisi yang asal pakai pastinya akan berimbas pada masa pakai. Contohnya seperti penggunaan engine brake pada transmisi otomatis.
Baca Juga: Yuk Mengenal Suspensi IFS, Sebenarnya Cocok Gak Ya Buat Offroad?
Meskipun sepele, hal ini rumornya dapat merusak transmisi otomatis mobil Anda dalam jangka panjang.
Memang pada transmisi otomatis tidak terjadi engine break dan transmisi L membantu proses engine break saat kondisi jalan menurun atau landai.
Namun teknik tersebut hanya membantu kinerja rem mobil, jangan sepenuhnya memanfaatkan tenaga engine break.
Posisi gigi rendah di transmisi otomatis yang berkelanjutan akan mempercepat pemanasan kampas koplingnya.
Lalu bagaimana dengan penggunaan di medan offroad. Rasanya engine brake sangat dibutuhkan begitu dihadapkan dengan turunan curam.
Baca Juga: Transmisi CVT Sampai Rusak, Bisa Buat Pusing Dompet
Untuk kendaraan 4x4 dengan transmisi otomatis, pastinya kerja kopling tidak seberat saat penggunaan di aspal. Karena begitu di medan offroad kita akan menggunakan low gear.
Saat menggunakan rasio low gear di transfer case 4x4, kerja transmisi akan tereduksi, tidak seberat pada saat penggunaan normal.
Jadi saat di medan offroad dan menggunakan low gear, tidak masalah menggunakan engine brake untuk menahan beban mobil saat melewati turunan curam.
Editor | : | Nabiel Giebran El Rizani |
KOMENTAR