Bagian ini yang paling banyak berinteraksi dengan permukaan jalanan dan terbuat dari berbagai ragam material, besi, plastik dan juga karet.
Karenanya bagian ini paling duluan yang dihajar sebagai efek ban besar. “Hal ini berlaku pada semua jenis kaki-kaki , baik itu rigid axle dengan per daun, coil spring maupun suspensi independen,” jelas Leo Firmanto, salah seorang pebengkel dari Bandung.
“Ban besar memiliki bobot yang lebih besar dan lebih berat untuk digerakkan,” lanjut Leo. Bearing menduduki posisi kedua sebagai bagian yang cepat memble.
Ban dengan ukuran lebih besar memiliki berat yang lebih besar pula. Dengan demikian secara keseluruhan berpengaruh pada bobot kendaraan.
Perlu dipahami, bahwa bearing merupakan komponen yang turut menyokong bobot kendaraan (unsprung weight),” tutur Asep Rianto dari Hale 4wheel. “Dengan kata lain, bearing akan berkurang umur dan kekuatannya jika dijejali dengan ban yang lebih besar,” cerocos Asep.
Sebagaimana dua perangkat sebelumnya, as roda pun ikut menderita saat ukuran ban diperbesar. “Akan membuat as bekerja lebih keras. Dengan demikian pada saat as roda memilin ban, maka memiliki stres lebih tinggi, yang menyebabkan as roda menjadi lebih rentan untuk patah, atau setidaknya splinenya terpelintir,” tutur H Endang Gunawan salah satu off-roader asal Bekasi.
Baca Juga: Gejala Transmisi Otomatis Alami Overspeed, Wajib Tahu Nih!
“Solusinya tak lain dengan mengganti dengan produk aftermarket heavy duty,” ujar H. Endang. “Namun tetap diingat, walau sudah menggunakan parts aftermarket heavy duty, ban dengan ukuran lebih besar tetap saja lebih riskan, membuatnya patah ataupun rusak,” jelasnya menutup obrolan.
Kita harus sadar bahwa setiap modifikasi ataupun penggantian akan memiliki konsekuensi.
Sehingga hal ini akan menjadi dasar kesadaran akan batasan perangkat dan menjadi pertimbangan saat melakukan modifikasi.
Editor | : | GBRN |
KOMENTAR