“Jam 2 malam kita sempat buka bengkel untuk memperbaiki Landie,
cukup was-was juga. Sepi dan gelap, yang kita khawatirkan adalah serangan binatang buas.
Gimana tidak, posisi kita di tengah hutan lebat,” papar Albert.
“Selain itu, di hari yang lain ketika lewat jam 12 malam juga di tengah hutan.
Kita sempat dihampiri beberapa sepeda motor dengan gerak-gerik yang mencurigakan.
Saya sempat pegang gagang senapan yang ada di sisi kiri.
Lalu rombongan motor itu melambat dan berhenti.
Padahal senapannya hanya senapan angin hehehe...
Usut punya usut, dari info di tempat kita makan selanjutnya,
itu memang ciri rombongan begal yang kerap beroperasi di daerah tersebut.
Untungnya tidak terjadi apa-apa,” papar Aan.
Begitu banyak peserta lain yang angkat topi buat ‘pasangan’ ini.
Bukan saja karena ‘kenekatannya’, 2 mobil yang paling uzur ini
terkenal karena orisinalitasnya. Pun pada aksesori pendukung seperti halnya
yang terpasang pada masa perang, juga terbilang lengkap.
Belum lagi aparel yang digunakan Aan dan Albert yang juga kental nuansa ala militer.
“Maklum mas, TKD alias Tentara Karepe Dewe (Tentara semaunya sendiri-red),
“ canda Aan.
Alhasil status selebriti dadakan melekat pada duo ini.
“Begitu masuk Kerinci, belum sempat turun dari mobil.
Kita sudah ditodong wawancara dari salah satu stasiun TV.
Dan rupanya banyak dari rekan-rekan komunitas utamanya penggemar 4x4 di daerah-daerah yang kita lewati
mengenal keberadaan kita. Ini pasti gara-gara ulah majalah JIP hahaha,” lagi-lagi canda Aan.
Perjalanan yang menempuh rute 3500 km itu yang ditempuh dalam 10 hari,
sudah dicontreng dalam list perjalanan duo ‘edan’ ini.
Masih ada lagi agenda-agenda perjalanan ke depan yang layak untuk ditunggu.
“Ya, beginilah cara kami manasin mesin,” kelakar Albert Ibrahim.
Mantap!!! Kodjang / Dok. The Brothers