JIP - Ini yang jadi alasan PT Honda Prospect Motor (HPM), mengajak puluhan jurnalis untuk menguji langsung ketangguhan All New Honda CR-V 1.5 L Turbo
pada Rabu-Kamis (19-20/7) lalu.
Yakni menjelajahi kawasan perbukitan di Batu, Malang, hingga mendaki di jalan raya pegununang menuju salah satu kawasan puncak Gunung Bromo di Jawa Timur.
“Rute yang kami pilih ini cukup bervariasi, mulai dari jalan datar, menanjak, menurun, hingga kondisi aspal yang tidak rata.
Pas buat menguji ketangguhan CR-V bemesin 1.500 cc turbo ini,” yakin Jinfis Fandy, Direktur Penjualan dan Purna Jual HPM.
Jadi, begitu tiba di bandara Abdurrahman Saleh, Malang, puluhan awak media termasuk JIP,
langsung disodori unit All New CR-V 1.5 Turbo tipe Prestige (tertinggi) seharga Rp 506 juta on the road Jakarta.
Satu grup terdiri dari 3 awak media, yang sepanjang perjalanan ganti-gantian menjajal jadi drivermaupun penumpang.
Yuk, langsung simak testimoninya!
IMPRESI BERKENDARA
Saat masuk ke dalam kabin CR-V 1.5 L Turbo Pretige ini,
kesan mewah langsung terpancar dari desain interiornya yang berlapis black leather.
Mulai dari dasbor, trim bahkan setirnya.Maklum, ini kasta tertinggi soalnya.
Apalagi penumpang dimanjakan suguhan entertainment dari head unit 2DIN dengan lebar layar gak tanggung-tanggung, yaitu 9”.
Gimana gak puas tuh buat nonton penumpang di jok depan. Asyiknya lagi, head unit ini selain disematkan fitur navigasi,
juga ada screen mirroring. Sehingga penumpang bisa mentransfer tampilan pada layar smartphone (android dan IOS), ke monitor head unit.
Ditambah sistem AC-nya sudah dual zone, sehingga penumpang di sisi kiri dan kanan bisa mengatur suhu maupun kekencangan fan sesuai kebutuhan.
Belum lagi ada tambahan fitur sunroof dan panoramic roof, sehingga penumpang bisa menikmati keindahan alam, tanpa perlu turun dari mobil.
Oh iya, SUV yang hadir dalam 7 seater ini, baik pada jok baris ke-2 maupun ke-3, ruang kaki maupun kepala cukup lega untuk penumpang dewasa.
Hemm..dalam hati berguman, layak nih jadi kendaraan keluarga.
Sayang, duitnya gak cukup, hahaha..Ahh..rasanya tak sabar untuk mengemudikannya.
Soalnya sesi pertama, JIP bertindak jadi penumpangnya dulu.
PERFORMA MESIN 1.5 L TURBO
Seperti yang pernah diulas saat launchingnya di IIMS 2017 lalu, All New CR-V Turbo ini dibekali mesin yang mirip dengan saudaranya, yakni Civic Turbo.
Namun ada beberapa perbedaan komponen, seperti turbonya sendiri pakai yang 9 fin, sementara pada Civic Turbo pakai 11 fin.
Selain itu, pistonnya menggunakan kepunyaan Civic Type R.
Nah, efek dari pemakaian turbo serta sistem bahan bakar direct injecton pada mesin 1.500 ccCR-V ini, mampu meningkatkan performa yang cukup signifikan.
Terbukti power dan torsinya bisa menyamai mesin 2.4 L (2.400 cc) yang dipakai di CR-V generasi sebelumnya.
Yakni mampu memuntahkan tenaga sebesar 190 PS (187,4 hp)dan torsi 240 Nm.
Tenaga segitu sama dengan mesin 2.400 cc CR-V generasi sebelumnya. Namun torsi masih lebih unggul CR-V 1.5 L Turbo.
Tak heran ketika diajak mendaki di tanjakan yang terbilang curam di kawasan menuju puncak Gunung Bromo, akselerasi CR-V terbaru ini tak terasa kepayahan.
Meski mengusung transmisi CVT 7 percepatan dengan Earth Dream Technology.Bahkan ketika dijajal berjalan pelan, entakan torsi cukup kuat terasa.
Nah, kebetulan rombongan juga diajak masuk di kawasan padang pasir Gunung Bromo yang terkenal itu.
Tentu kesempatan itu tak disia-siakan para jurnalis untuk mengeksplorasi kemampuan akelerasi dan kinerja kaki-kaki CR-V terbaru ini.
Mulai dari uji slalom hingga ngegas di trek lurus berpasir dengan kontur jalan yang agak bergelombang dan banyak dihiasi lubang-lubang.
Hemmm… rupanya tarikan SUV dengan lingkar roda 18” ini terasa makin kuat ketika gas dibejek di putaran 2.000 rpm ke atas.
“Itu karena turbonya baru bekerja di atas putaran 2.000 rpm,” jelas Jonfis.Oww, pantess..Wuzzz…
Sayangnya, ketika dijajal di medan off-road di kawasan padang pasir Bromo, saat melintas di pertemuan antara jalan aspal dengan tanah yang agak menanjak,
SUV 7 seater terbaru Honda ini agak susah buat mendaki kontur jalan tersebut.
Maklum, sistem penggerak rodanya kanhanya di depan (FWD). Jadi, perlu trik khusus untuk menghadapi kontur jalan seperti itu.
KONSUMSI BAHAN BAKAR
Performa dan efisiensi bahan bakar, memang jadi alasan Honda memutuskan untuk mengadopsi mesin 1.500 cc dengan turbo, menggantikan mesin 2.400 cc.
Sementara pilihan dapur pacu 2.000 cc, masih dipertahankan.
"Trend di dunia juga lagi ramai menggunakan mesin kecil dengan teknologi turbo.
Karena performanya bisa setara mesin berkapasitas besar, namun efisiensi bahan bakar jauh lebih irit," bilang Jonfis.
Nah, untuk membuktikan ucapan Jonfis, sejak dari Malang menuju Gunung Bromo pada Rabu (19/7),
maupun turun dari Bromo menuju kota Surabaya keesokan harinya, JIP beberapa kali jajal konsumsi BBM-nya,
dengan berpatokan pada fuel average di layar MID.
Pada sesi pertama, dari bandara Abdurrahman Saleh, rombongan menuju kawasan wisata di Batu yang kontur jalannya menanjak,
namun tidak terlalu ekstrem.Pada kondisi tersebut, dengan kecepatan konvoi paling tinggi 60 km/jam,
konsumsi BBM avarge CR-V 1.5 L Turbo Prestige yang JIP kendarai, terbaca hanya 8,4 km/liter.
Angka segitu terbilang masih irit loh, mengingat bobot mobil ini lebih beratdari generasi sebelumnya.
"Bobot CR-V generasi ke-5 ini sebesar 1.649.kg.Sementara generasi sebelumnya (gen 4) hanya 1.560 kg.Artinya yang sekarang lebih berat 89 kg," beber Jonfis.
Begitu diuji di jalan datar saat perjalanan hari kedua dari Pasuruan menuju kota Surabaya, baru deh terasa keiritannya.
Pada kecepatan konstan 55 - 60 km/liter, hingga jarak tempuh 30-an km,
konsumsi BBM CR-V 1.5 Turbo Prestige ini di layar MID-nya mampu mencatat angka 17,1 km/liter. Bahkan sempat tembus 17,5 km/liter.
Nah, saat masuk kota Surabaya pada malam hari, kebetulan kondisi jalanan macet parah hingga ke tempat kami menginap di hotel di kawasan Jl. Mayjen Sungkono.
Karena macet, waktu tempuhnya lumayan lama. Namun konsumsi bensin CR-V 1.5 Turbo Prestige ini masih bisa tembus 14,4 km/liter loh.
Dengan total jarak tempuh 75,3 km dari titik pengukuran konsumsi bahan bakar (di Pasuran).
Irit kan? Andhika Arthawijaya