JIP.CO.ID - Ada yang mengatakan, kendaraan Anda menggambarkan seperti apa sosok pemiliknya.
Sebagai wiraswastawan bidang properti di kota Palembang, Medy Effendi merasa harus memiliki tunggangan yang mencitrakan identitas profesinya.
Uniknya, bukan kendaraan sedan klimis atau lainnya, bapak dua anak ini justru memilih Jimny pikap sebagai pendukung program pencitraan.
“Saya ingin tunggangan yang memiliki ikatan emosi kuat dengan profesi saya. Sosok pikaplah menjadi figur yang pas,” terang pria yang berprofesi kontraktor ini.
“Pikap merupakan figur pekerja keras namun rendah hati,” jelasnya.
(BACA JUGA: Wujud Sama, Beda Fungsi (Snatch Strap))
Medy mendapat angin segar ketika berhasil meminang sebuah Suzuki Jimny Station wagon dalam kondisi mengenaskan.
Jimny pikap dengan model bak three way menjadi konsep incaran.
Tanpa ragu, Medy menyebut Suzuki Stockman pikap yang jadi sumber inspirasinya.
“Saya merasa pas dengan bentuknya,” cerocosnya sembari menebar serangkaian pujian pada jip yang banyak berkeliaran di Australia tersebut.
“Saya ingin memberi warna baru dengan menggunakan wajah JB32. Kayaknya di Aussie pun nggak ada spesifikasi jip dengan komposisi seperti ini,” kekehnya.
(BACA JUGA: Ini Buktinya Bila Tidak Pakai Strap Yang Sesuai Standar)
Keputusan bulat pun diambil. Sebuah halfcut Jimny JB32 pun lantas ia putuskan sebagai donor.
Namun ia tidak menerapkan mentah-mentah semua komponen Jimny asal Jepang tersebut.
“Saya lebih sreg menggunakan per daun dibandingkan dengan per keong bawaan JB32. Karena harus menonjolkan kesederhaan sebagai kendaraan pekerja, terutama untuk urusan angkut mengangkut barang,” paparnya.
“Walau tidak terbesit sedikitpun untuk benarbenar menggunakannya mengangkut barang di proyek,” kekehnya menutup perbincangan.
Mesin G13BA milik JB32 menjadi pengganti mesin F10A.
(BACA JUGA: Jangan Sembarangan Pilih Strap, Nyawa Taruhannya)
Mesin 1.3 liter ini dinilai lebih bertenaga, selain itu menyuguhkan transmisi matik 3 speed yang menjanjikan kenyamanan mengemudi.
Hidung (bonet) milik JB32 bulat-bulat dicangkokkan, namun tidak demikian dengan peranti lainnya.
Bumper milik JA22 dipasangkan menggantikan bumper JB32 yang lebih lebar, overfender pun turut ditanggalkan.
Pelek kaleng milik JA11 dan ban Kumho Road Venture MT dipajang sebagai sepatu sang pikap.
Aroma gaya modifikasi Jap’s style cukup mengena di hati.
(BACA JUGA: Rem Cakram VS Tromol, Mana Yang Lebih Ideal?)
Jurus ini diambil karena faktor estetika, supaya posisi ban tidak keluar dari bodi, sehingga kendaraan nampak lebih rapi dan bersih.
Interior merupakan hasil kawinan antara JB32 dan SJ410.
Firewall berikut dasbor JB32 diboyong utuh ke dalam kabin.
Sedangkan jok menggunakan milik JA11 yang bentuknya mirip dengan jok SJ410 Katana di Indonesia.
Jok ini dipilih karena dimensinya yang imut sehingga memberi kesan lega pada ruang kabin.
(BACA JUGA: Ikuti Tren, Bentley Luncurkan Bentayga Hybrid Ke Pasar)
Gardan dengan track pendek alias narrow milik JA11 justru dijejalkan menggantikan gardan lebar bawaan J B32.
Alasannya, Medy menginginkan posisi ban lurus sejajar bodi, baik pada bagian depan maupun bak belakang.
Sedangkan untuk urusan suspensi, Medy memilih per daun yang lebih ringkas dan sederhana.