JIP.CO.ID - Isu utama dari mesin 4 silinder 970cc bawaan asli Suzuki SJ410 tak lain adalah tenaganya yang imut-imut dan juga torsinya yang minimalis.
Sehingga bukan menjadi masalah heboh apabila mesin berkode F10A kemudian dilengserkan dan diganti dengan mesin yang lebih mumpuni mengail performa.
Perihal performa yang pas-pasan inilah yang kemudian menguatkan tekad Agus Samsudin untuk menanggalkan mesin lama dan kemudian mengamini penggantian mesin baru.
Setelah tanya sana-sini, iapun bulat mengambil keputusan untuk melakukan swap engine dengan mesin J20 4 silinder DOHC 2.0 liter milik Suzuki Escudo 4x4.
“Saya jatuhkan pilihan pada mesin ini karena idealis, namun juga realistis,” tutur arsitek ini.
(BACA JUGA: Berkat Pakai Pelek American Style, Pajero Sport Ini Makin Gagah)
“Idealisnya, mesin ini memiliki performa dengan tenaga melimpah dan ringan karena terbuat dari bahan almunium untuk blok dan head silindernya, serta sudah dilengkapi dengan pemasok bahan bakar injeksi,” jelas Agus.
“Dari sudut pandang realistis, mesin ini memiliki sparepart yang melimpah dan yang
paling penting kondisinya luar biasa mulus,” papar bapak 2 anak ini.
“Mulus menjadi kata kunci yang membuat saya segera mengiyakan penggantian mesin itu. Masalah dan kendala yang ada pada saat pemasangan, itu urusan nanti,” gelaknya. “Sing penting mesine joss....begitu pun dengan dengan girboks dan transfercasenya,” kekehnya.
Konsekuensi penggantian mesin ini pun diterima lulusan ITN Malang ini.
(BACA JUGA: Tampang Ganteng Mitsubishi Triton Ini Bikin Yang Lain Minder)
Semisal letak tongkat girboks berpindah hingga 40 cm, otomatis transfercasenya pun ikutan geser.
Dampak lain adalah kopel belakang yang menjadi lebih pendek, dengan demikian travel suspensi belakang pun menjadi terbatas.
Meski begitu, secara keseluruhan semua perangkat dapat berfungsi dengan baik termasuk suspensi.
“Alhamdulilah, sejauh ini apa yang menjadi kekhawatiran saya tidak pernah terjadi. Suspensi belakang berfungsi sempurna dan kopel tidak pernah mangkir dari tugasnya,” kekehnya.
Yang jelas, dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ada pada engine swap ini, Agus merasa terpuaskan.
(BACA JUGA: Pengaruh Oli Pada Konsumsi Bahan Bakar, Seberapa Sih?)
“Wis....sejauh ini mak nyos,” tutupnya sembari mengacungkan jempol.
Berasal dari halfcut, mesin 4 silinder inline 2.0 liter DOHC milik Suzuki Escudo 4x4 J-Spec lengkap dengan girboks dan transfercase didapati dalam kondisi istimewa.
Firewall sedikit dipotong supaya mesin dapat dipasang secara sempurna dalam engine bay.
ECU diletakkan di dalam kabin sehingga lebih aman terhadap air saat jip ini diajak berenang.
Sesuai dengan patern transfercase yang menyuguhkan bonggol depan di sebelah kanan dan belakang ada di bagian tengah, maka keputusan yang diambil adalah mengganti format gardan sesuai dengan output gardan, dan mencari pengganti yang lebih kuat.
(BACA JUGA: Ini Alasan Kenapa Toyota Land Cruiser Prado Bisa Diajak Nyemplung Air)
Solusinya gardan rigid depan Toyota Land Cruiser Prado dan gardan rigid milik Toyota Hilux untuk bagian belakang.
Blower AC terdesak oleh kehadiran mesin berukuran 2.0 liter ini, dimana pemasangannya harus dilakukan dengan melakukan pembobokan firewall, lantaran dimensi mesin yang lebih panjang dan juga lebar dibandingkan mesin F10A bawaan.
Sehingga posisi blower AC pun diletakkan di belakang pengemudi.
Karet bundar bikinan Yokohama dipadukan dengan pelek ringan milik RallyArt membuat penampilan menjadi lebih memukau.
Selain itu bobotnya yang ringan dan cengkramannya yang kuat di atas permukaan jalan off-road menjadi poin terpenting dari kombinasi pemilihan ini