Menurut Teddy, sapaan karib Theodorus Suryajaya, pemilik bengkel Rev Engineering di Kedoya Jakbar, kekuatan turbo standar tidak jauh dari tekanan 1 bar.
“Agak riskan ya. Memang ada yang pernah pakai sampai 1,5 bar. Namun ada juga yang sudah putus di 1,3 bar,” bilang tuner yang lagi gandrung setting mobil commonrail turbo-diesel ini.
Buat memperhebat pasokan udara yang masuk ruang bakar, sebuah turbo IHI seri RHF4 dipasang buat mengganti turbo standar.
Rada lucu karena ukurannya cukup kecil, seakan tidak akan percaya bisa melayani boost hingga 2 bar.
Ternyata, setting-an turbo buat mesin diesel relatif berbeda. Tendangan kompresi padat cukup membuat turbo kecil ini berkitir kencang.
Mengganti turbo, hanya perlu sedikit ubahan di exhaust manifold. Yaitu menambah adaptor untuk menyesuaikan flange turbo dengan exhaust.
Sementara down pipe bermuara pada saluran knalpot standar. “Ini PR gue, nanti pengin ganti knalpot dengan pipa lebih besar deh,” bilang Satya.
Sementara itu, piping turbo hanya berubah sedikit. Front mount intercooler pun tidak berubah dari tempatnya. Hanya pipa dari intercooler menuju throttle body yang diperbesar pakai pipa 2,5 inci.
Sehebat apakah tiupan turbo ini bisa mendongkrak tenaga mesin diesel 2.494 cc ini? Semua ada disetting-an baru pada mesin Satya.
Dengan hadirnya turbo baru, tentu kebutuhan bahan bakar menjadi lebih deras. Sehingga berbagai penyesuaian pun dilakukan. Seperti mengganti injektor standar dengan injektor Nosel 100.