Sehingga, dengan jarak antara bodi dan suspensi lebih lebar, memungkinkan untuk menggunakan ban offroad ukuran besar tanpa khawatir bergesekan dengan bodi atau fender.
Body on frame juga memiliki kelebihan lainnya, berupa struktur yang modular.
Artinya, dalam satu konstruksi sasis, bisa diperuntukkan beberapa model kendaraan, mulai dari jip, double cabin, pick-up hingga SUV tanpa harus merombak banyak pada bagian desainnya.
Hal ini berimbas pada ongkos produksi yang dapat ditekan seminimal mungkin.
Yang menyedihkan, setelah Toyota FJ Cruiser berhenti produksi pada 2014 untuk pasar Amerika dan 2016 untuk pasar Jepang, membuat SUV yang menganut konstruksi body on frame hampir punah.
Kini, harapan atas sebuah SUV dengan body on frame hanya bersandar pada 4Runner dan Land Cruiser 200 Series.
Sementara wakil Eropa, Mercedes-Benz G-Class masih bertahan dengan tradisi ladder frame.
Di Amerika, ladder frame masih menjadi favorit untuk menjadi rangka utama SUV bongsor mereka.
Sementara konstruksi monocoque memang identik dengan kenyamanan dan kelincahan handling.
Namun bukan berarti SUV dan kendaraan 4x4 menolak untuk mengadopsi konstruksi sasis monocoque.
Editor | : | inne |
KOMENTAR