JIP.CO.ID - Alpian Maskoni, begitu nama pria asal Palembang ini, bukan orang baru di dunia off-road.
Kenyang bermain di kompetisi adventure skala nasional, hingga speed off-road, pria yang lebih tenar disapa Piuk itu pun termasuk off-roader yang skillnya cukup lengkap.
Prestasinya relatif stabil ketika bermain di speed maupun adventure.
Alhasil, Piuk pun paham akan kebutuhan kendaraan ideal untuk kompetisi.
Maka, ketika ingin membangun kendaraan kompetisi, ia pun menetapkan konsepnya sendiri.
(BACA JUGA: Galeri Foto Suzuki Jimny LJ80V Andalan Pembalap Kambuhan)
“Saya pengin bangun buktikan Jimny bisa melawan jip-jip speed off-road lain, bila dilengkapi teknologi yang memadai,” ungkapnya.
Pilihan Jimny, selain menantang, juga karena bobot dan perhitungan biayanya lebih realistis.
Piuk pun memilih pendekatan yang dirasa paling efektif, sekaligus pas dengan aturan main Kejurnas Speed Off-road.
Ia tak semata-mata memakai perangkat tercanggih atau termahal, tapi memilih yang paling efektif aplikasi dan hasilnya.
Yuk kita intip dari dekat Jimny andalannya ini.
(BACA JUGA: Ini Dia Tampang Baru Hyundai Santa Fe Versi Produksi)
Mesin F10A dipoles ulang, ruang bakar pun tidak mengalami perubahan berarti dengan mengganti piston bawaan yang kondisinya sudah aus, dengan piston oversize 100.
Kem menggunakan produk asal Australia bermerek Kangaroo dengan durasi 276°.
Karburator Ford Cortina dipilih bukan hanya karena tenaga, tapi juga performanya lebih stabil ketika bermanuver di off-road.
Rencananya sih, Piuk ingin memasang sistem injeksi elektronik, yang lebih konstan lagi kinerjanya.
Oiya, satu ubahan penting adalah posisi mesin yang dimundurkan.
(BACA JUGA: Ditangani Startech, Bentley Bentayga Performanya Jadi Ganas)
Ini membuat distribusi bobot menjadi lebih baik, yang berimbas pada karakter pengendaliannya.
Girboks 4 speed bawaan kendaraan jadi pilihan, sedangkan untuk transfercase jatuh pada bawaan standar SJ30.
Dibandingkan dengan bawaan asli SJ410, transfercase Jimny gen 2 bermesin 2-tak ini memiliki rasio gir yang lebih low, baik pada H maupun L-nya.
Sebagai bandingan, t-case rasio gir SJ410, H (1.5 : 1) L (2.55 : 1) sedangkan SJ30 , H (1.741 : 1) L (3.052 : 1).
Sama dengan transmisi, gardan depan dan belakang juga bawaan Jimny, namun direinforce sedemikian rupa agar lebih kokoh mengadapi trek speed off-road.
(BACA JUGA: Audi Q5, Kenyamanan Mobil Seharga Rp 1,45 Miliar)
Maklum, jip ini kerap diajak terbang, tanpa penguatan khusus, gardan bakal berubah bentuk.
Final gear dicomot dari LJ80, perbandingan 9/41 atau rasio 4,56 : 1. Ini membuat karakter akselerasinya lebih galak.
Bagian Kaki-kaki jadi salah satu kecanggihannya yang berpadu dengan teknologi konvensional, sokbreker Bypass King berpasangan dengan konstruksi per daun.
Ramuan ini mempertahankankonstruksi suspense kuno ini menjadi salah satu syarat supaya jip ini tetap bisa bertempur di kelas 1.2.
Racikan per daun bukanlah sesuatu yang merepotkan dan mengandalkan bahan yang cukup melimpah.
(BACA JUGA: Ini 6 Langkah Cara Mudah Membersihkan Karpet Beledu)
Per depan bahan dasarnya dari per belakang Katana, sedangkan per belakangnya dari Suzuki Futura.
Baik per depan maupun belakang, diracik ulang dan disesuaikan dengan kebutuhan kendaraan tersebut.
Namanya kompetisi, tentu format bodi dan sasis bawaan pabrik tak lagi memadai.
Bodi asli dipangkas, hanya menyisakan beberapa bagian kecil (gril dan bulkhead), yang menunjukkan identitasnya sebagai Jimny.
Konstruksi semi tubular pun merangkai sasis asli dengan roll cage, sekaligus dudukan untuk sokbreker dan ban cadangan yang sengaja ditaruh di belakang untuk membantu distribusi bobot.
(BACA JUGA: Begini Cara Efektif Membersihkan Noda Di Plafon Mobil)
Sasis sedikit mengalami perombakan supaya gardan tidak mentok pada sasis terutama saat Jimny ini diajak ‘terbang’.
Di atas kertas, format seperti ini akan menunjang handling, lantaran strukturnya lebih kuat, dan relatif ringan, serta aman bagi penumpang.
Interior minimalis khas kompetisi, selain sepasang jok balap, setir ala reli, hanya tampak takometer untuk memantau putaran mesin.
Membantu Piuk memaksimalkan titik perpindahan gigi optimal saat berlaga.
Untuk mendukung keamanan, sebuah tabung pemadam api diposisikan pada dek belakang, antara pengemudi dan penumpang.
Editor | : | Indra Aditya |
KOMENTAR