Secara khusus, Farouk menjelasakan alasan kenapa Rush masuk dalam program spesial ini.
"Hal ini disebabkan meski masih berusia dua tahun pencapaian Rush begitu baik, jadi kami beri apresiasi," tekan dia.
Harus diakui, Rush terbilang produk yang diterima pasar. Dari data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Rush yang meluncur pada akhir 2017 berhasil mencatatkan penjualan sebanyak 53.145 unit di 2018 dengan pangsa pasar 42 persen.
(Baca Juga: Mudahnya Ganti Air Radiator Mobil, Gak Pakai Ribet)
Bahkan saat di lesunya pasar otomotif di tahun lalu, SUV kembaran Daihatsu Terios itu mampu menaikkan realisasi penjualannya menjadi 61.569 unit, dengan pangsa pasar 54 persen.
Tak heran bila Rush duduk di nomor wahid di segmen low sport utility vehicle (LSUV). Di bawahnya bertengger Daihatsu Terios.
"Layanan ini bukan semata-mata untuk berjualan tapi apresiasi kami terhadap pemilik mobil Toyota. Kemudian, untuk pemilik mobil mewah, sudah sepantasnya juga mendapatkan pelayanan yang lebih komprehensif tanpa mengecilkan pelayanan keseluruhan pelanggan Toyota lainnya," kata Farouk.
Dengan Bantingan Suspensi Keras, Toyota Rush Fun To Drive?
Jip.co.id - Walau diisi dengan penumpang penuh, bantingan suspensi Toyota Rush terasa hingga ke kabin.
Salah satu alasannya, agar handling-nya tetap stabil karena ground clearence yang dibuat tinggi 220 mm.
Selain set suspensi yang keras, ada juga penambahan stabilizer yang membuatnya tetap stabil.
Misalnya di bagian depan, belakang sampai sasis bagian tengah juga terdapat under brace yang bikin sasis kian rigid.
(Baca Juga: Aki Mobil Overcharge Coba Perhatikan Bagian Ini, Jangan Sampai Jadi Korban)
Tapi apakah pengaruh terhadap kesenangan berkendaranya?
Sayangnya meski bantingan suspensi yang terasa kurang lembut, body roll masih tetap terasa.
Ketika dipacu di jalan bebas hambatan memang cukup stabil, tapi tidak ketika diajak manuver cepat.
Bagaimanapun, Rush sebuah SUV yang memang diperuntukkan bukan untuk manuver cepat.
(Baca Juga: Toyota Land Cruiser FJ40 Dibedah-bedah Akibat Ketagihan Main Off-Road)
Lalu fun to drive juga pengaruh dari posisi duduk, lagi-lagi Rush kurang mengakomodir posisi duduk yang menyenangkan.
Posisinya tinggi, pengemudi dibuat seakan duduk di bangku, tidak berselonjor layaknya Honda BR-V.
Respons mesin juga faktanya tidak terlalu istimewa, tidak heran dengan tenaga yang lebih kecil catatan waktu 0-100 km/jam lebih pelan dibanding generasi sebelumnya.
Sama halnya dengan BR-V sebagai rival terdekatnya.
Editor | : | Nabiel Giebran El Rizani |
Sumber | : | Tribunnews.com |
KOMENTAR