Jip.co.id - Ini kisah tahun 2006 saat menjajal Ford Ranger 4x4 Hurricane.
Konsumen dihadapkan pilihan transmisi manual atau otomatik.
Adapun yang dijajal ini yakni Ford Ranger Hurricane bertransmisi otomatik.
Sementara umumnya, double cabin di tanah air bertransmisi manual.
Maklum, tak sedikit tunggangan berkategori 'truk' ini melakukan tugas berat di medan sulit.
Baca Juga: Ford Ranger Tahun 2011, Double Cabin Asal Amerika Harga Bersahabat
Belum lagi anggapan mobil transmisi manual lebih 'sakti' di medan off-road ketimbang otomatik, sehingga versi manual tetap lebih diminati.
Namun, tak semua ingin berpegal kaki menginjak pedal kopling.
Ketika berada di dalam Ranger ini, tak ada perbedaan menyolok dengan versi manual, kecuali pedal di kolong dasbor hanya dua buah, serta tuas di panel transmisi yang hanya bisa digeser ke depan dan belakang.
Melaju di jalanan aspal, tak ada bedanya. Hanya, ketika pedal gas diinjak dalam, antara raungan mesin dan tarikan mobil tak seresponsif Ranger manual.
Meski begitu, tak terlalu sulit mengajak DC seharga Rp 300.800.000 (on the road, Jakarta pada 2006) ini untuk berlari.
Kecepatan 140 km/jam hingga 160 km/jam masih bisa diraih.
Di tuas transmisi pada mobil yang dipasarkan oleh PT Ford Motors Indonesia ini terdapat tombol Hold, yang bisa dimanfaatkan pada tiap posisi untuk menahan perpindahan ke gigi lebih tinggi.
Misal, ketika pada 'D' hanya akan bertahan hingga gigi 3, sementara di 'L' dengan Hold aktif, mobil akan berjalan pada gigi 1 saja.
Baca Juga: Modifikasi Ford Ranger Ini Gantengnya Gak Ada Obat
Begitu Hold dimatikan, akan berpindah ke gigi 2. Hold sangat terasa manfaatnya ketika berada di turunan curam agak licin.
Saat posisi tuas transfer case pada 4L, dan transmisi Hold dengan gigi 1, Ranger akan merayap cukup lambat, mirip tunggangan offroad modifikasi dengan transfer case yang diubah rasio low geamya.
Namun, ketika berada di turunan curam, sebaiknya jangan menonaktifkan peranti Hold ini, sebab posisi percepatan akan naik ke gigi 2 dan mobil akan meluncur cepat, mengingat rasio antara gigi 1 dan 2 cukup jauh.
Sebenarnya, anggapan off-road kurang mengasyikkan menggunakan mobil matik tak sepenuhnya benar. Kami merasakan keasyikan tersendiri, ketika merayap di tanjakan licin dan 'berbatu lepas'.
Tak perlu repot mengkoordinasikan pedal kopling dan gas seperti biasa dilakukan saat off-road dengan mobil bertransmisi manual.
Cukup tekan pedal gas perlahan agak dalam, lalu angkat kembali sedikit ketika mobil sudah bergerak, gejala roda kehilangan traksi pun tak pernah terjadi.
Tetapi, bukan berarti tidak bisa diajak 'main kasar'.
Ketika membutuhkan dorongan lebih agar mobil melompat, tinggal bejek gas lebih dalam.
Sayangnya, Ranger yang sudah dilengkapi CD Changer dan head unit single DIN ini tipe 'peminum'.
Konsumsi solar dalam kota bisa mencapai 6,8 km per liter sementara luar kota 8 km per liter.
Versi manual yang sempat dicoba OTOMOTIF, 1:10 km/liter.
Editor | : | Iday |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR