Jip.co.id - Toyota Harrier booming di Indonesia mulai dari tahun 1999. Itu masih generasi pertama.
Saat itu, Toyota itu Harrier bisa dikatakan sebagai pelopor jip yang fashionable.
Awal keluar pakai mesin berkapasitas 2.200 cc dan 3.000 cc masing-masing berpenggerak 4x2
atau 4x4.
Kelengkapan interior dan eksterior tidak ada perbedaan antara yg 4x2
atau pun 4x4.
Bedanya untuk versi 300G sudah dilengkapi dengan monitor in dash untuk display informasi mobil seperti AC yang sudah dual zone, sampai entertainment.
Walau pun untuk fungsi TV belum bisa digunakan karena sistem penerimaan TV Jepang dan Indonesia yang berbeda.
Baca Juga: Kilas Balik Toyota Harrier di Tanah Air, SUV Premium Jepang dengan Tenaga Besar
Sedangkan di tahun 2003 menjadi permulaan Harrier generasi kedua.
Model ini jauh lebih canggih menggunakan lampu model proyektor dan xenon, serta lampu belakang yang memakai model bening.
Generasi ini mengganti mesin tipe 5S-FE berkapasitas 2.200 cc dengan tipe 2AZ-FE berkapasitas
2.400 cc. Sementara untuk mesin tipe 1MZ-FE, 3.000 cc mulai pertengahan 2007 diganti dengan
mesin 2GR-FE berkapasitas 3.500 cc.
Semua mesin mengandalkan VVT-i untuk efisiensi dan efektifitas mesin.
Untuk tipe ini diperkenalkan teknologi air suspension pada tiper termewah, yaitu 300G AIRS.
Untuk meningkatkan kemudahan berkendara, pada tipe 300G sudah terdapat rear camera yang otomatis aktif pada saat mundur.
Sementara untuk tipe L package ada tambahan kamera di spion sisi kiri
untuk melihat bagian depan.
Fungsi audio gampang banget, tinggal atur aja lewat tombol yang di setir.
Buat yang hobi audio walau pun pilihan menu masih menggunakan huruf kanji,
tapi pilihan up grade audio dan video sangat beragam, dan semua fungsi tombol
setir tidak ada yang berubah alias masih berfungsi.
Baca Juga: Modifikasi SUV, Toyota Harrier Berhasil Diubah Jadi Lebih Garang
Untuk Toyota Harrier Gen 1, penjualan tipe 3.000 cc jauh lebih laku daripada
tipe 2.200 cc.
Ini berbanding terbalik dengan penjualan Harrier keluaran sekarang yang 2.400 cc.
Kemungkinan terbesar, karenakan harga bahan bakar Pertamax maupun Pertamax Plus pada saat itu yang belum tinggi.
Depresiasi harga yang rendah semakin membuktikan brand Toyota yang kuat dan juga masih
banyaknya peminat mobil tipe ini.
Untuk harga baru tipe 240G Premium L package berkisar Rp 560 juta pada tahun 2008.
Tipe ini sudah dilengkapi jok kulit dengan heater di bangku pengemudi dan penumpang
depan. Dan wood panel pada arm rest bangku belakang, sementara tipe L package belum ada.
Sementara pada tipe di bawah, yaitu G package, selain jok masih bahan fabric
juga belum ada wood panel setir.
Lampu depan juga belum dilengkapi dengan AFS
(adaptive front-lighting system) yang berfungsi mengikuti arah lampu depan sesuai
dengan sudut belok setir.
Tampilan tangguh SUV yang berkesan elegan ini, ternyata memang tangguh melihat jarang bermasalahnya di setiap bagian.
Boleh jadi karena saat itu mobil masih relatif muda.
Baca Juga: Liburan Pengen Naik SUV? Bisa Sewa Honda CR-V Sampai Toyota Harrier, Ini Daftar Harganya
Namun bukan berarti tanpa kekurangan kalau melihat Harrier saat ini.
Meski bermodal ground clearance relatif tinggi plus kenyamanan sedan membuat
pengemudi Harrier di Jakarta kerap terkena jebakan jalan berlubang.
Artinya tetap perlu kehati-hatian, mengingat perbaikan suspensi berkantung udara
yang dimiliki generasi akhir ini relatif mahal.
Kedua, kerap ditemukan dasbor retak yang jelas mengurangi estetika.
Bagi peminat mobil CBU yang umumnya suka tampilan resik, hal ini tentu bisa jadi salah satu faktor yang bikin konsumen Harrier Gen2 mundur.
Editor | : | Iday |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR