"Lekas saya bergegas ke Sangatta, sampai sana Bundera sudah habis dan tersisa kendaraan yang tak layak direstorasi", imbuhnya.
Rupanya prosesnya cukup pelik, pria bernama lengkap Fahmi Idrus ini tak menyerah begitu saja. Sebagai seorang wiraswasta ia terbiasa mencari alternatif lain, dirundung kecewa namun tak berarti perjuangan itu berakhir. Fahmi dan Yudha seorang temannya, mencari info Bundera yang akan dijual disekitaran Sangatta.
"Langsung saya datangi penjualnya katanya baru selesai direstorasi, namun hasilnya tak seperti yang saya inginkan tapi saya tidak pernah menyerah untuk mengejar harta karun ini", tegas Fahmi.
Baca Juga: Bukan Untuk Kompetisi Off-road, Tubular Ini Lebih Sering Terabas Hutan
Ketika ada usaha pasti ada jalan, selang sebulan Fahmi mendapat info, "Ada yang mau jual Bundera di Jakarta bekas lelangan PT. Newmont Minahasa tanpa pikir panjang saya langsung bayar karena saya tidak akan menyianyiakan kesempatan', ujarnya dengan bangga.
Setelah berpindah tangan, tepatnya setahun lalu Fahmi segera mendiskusikan dengan Wahyu Lamban tentang konsep kendaraannya.
"Sebenarnya nggak neko-neko, dikembalikan lagi sesuai aslinya dengan sedikit modifikasi supaya nyaman dipakai untuk harian anak saya", ucap Fahmi. Kondisinya pun belum bisa dikatakan sempurna karena harus menunggu pesanan spare part dan aksesoris yang sebagian besar dikirim dari Australia.
Perubahan yang paling signifikan ada diruang mesin, dipasang turbo dan intercoller agak lebih nyaman dipakai. "Sedangkan kursi penumpang menggunakan scaptain seat, sesuai dengan permintaan anak saya", tutupnya.
Editor | : | Nabiel Giebran El Rizani |
KOMENTAR