Jip.co.id - Istilah bouncer sendiri diambil dari kata “bounce”, yang artinya memantul.
Sehingga Rock Bouncer diambil dari gerakan memantul ketika jip yang digunakan peserta berusaha melewati obstacle yang berupa bebatuan atau tebing.
Namun, ada perbedaan mendasar antara rock crawling dan rock bouncer. Meski sama-sama bertemu obstacle bebatuan.
Baca Juga: Kisah Daniel Zebedeus FAD Works, Spesialis Tubular, Rantis Militer Sampai PreRunner
Rock crawling mengandalkan kemampuan jip untuk “merayap” dengan mengadalkan crawling ratio, suspensi melar, serta kepiawaian driver dan navigator dalam menentukan posisi yang pas.
Sementara rock bouncer fokus bagaimana caranya mencapai puncak bukit secepat mungkin.
Para yankees ini memang paham betul bagaimana caranya menguras adrenalin ketika jip bertenaga di atas 600 hp ini diajak “memanjat” tebing yang curam dengan cepat.
Mesin V8 berkapasitas besar menjadi favorit karena tenaga dan torsi monsternya. GM LS6 dan LSX serta Ford 502 cu.in paling banyak ditemui.
Aplikasi twin turbo, supercharger atau bahkan naturally aspirated sama-sama memiliki penggemar tersendiri. Tenaga berkisar dari 600 hingga 1.200 hp.
Baca Juga: Modifikasi Tubular Custom, Tenaga Galak Pakai Mesin Toyota Celica
Sehingga, tenaga, momentum dan kecepatan menjadi kunci kemenangan. Tak heran jika kecelakaan atau komponen yang rusak sudah menjadi makanan sehari-hari.
Klontang, nabrak pohon atau jatuh dari ketinggian 30 hingga 60 meter justru menjadi hiburan tersendiri.
Bagi para redneck (orang desa yang tinggal di kawasan selatan Amerika), rock bouncer sudah menjadi salah satu hiburan rakyat sejak akhir ’80-an.
Dengan Southern Rock Racing Series (SRRS) menjadi salah satu penyelenggara terbesarnya. Sejak tahun 2015, SRRS membuka kelas UTV, untuk pertama kali.
Uniknya, para peserta dan pecinta rock bouncer tidak menganggap besutan mereka adalah sebuah mobil atau jip, melainkan selalu menyebutnya dengan sebutan “buggy” atau “Rig”.
Hal ini dikarenakan jip yang digunakan sudah tak lagi berbentuk sebuah layaknya jip pada umumnya.
Baca Juga: Begini Kisaran Harga Mesin V8 Untuk Kompetisi
Melainkan sosok tubular dengan ban berukuran super besar dan mesin yang super berisik, dan pastinya… tenaganya super besar!.
Untuk membangun buggy yang kompetitif, tidaklah mudah dan murah. Rata-rata, membutuhkan dana hingga US$ 70.000 atau sekitar Rp 900 jutaan (dengan kurs Rp 13.000).
Sementara untuk juara per serinya, mendapatkan hadiah sebesar US$ 10.000 atau sekitar Rp 130 juta.
Editor | : | Nabiel Giebran El Rizani |
KOMENTAR